Google info dan internet online

19 Mei 2012

Pendedahan keaiban Nabi Musa (‘a.s), ketika semut menggigitnya, dia membakar seluruh sarangnya postheadericon

Diposting oleh cerdas alquran | Pada 18.50

Al-Bukhari  dan Muslim  telah mengambil suatu riwayat menerusi para perawi sampai kepada Abu Hurairah secara marfu‘ yang mengatakan:

“ Seekor semut telah mengigit seorang nabi yaitu Musa bin ‘Imran dan baginda memerintahkah supaya membakar sarangnya lalu Allah mewahyukan kepadanya, “ seekor semut mengigitmu sedangkan kamu pula membakar suatu umat dari umat-umat yang mengagung-agungkan Tuhanmu!”

Kritikan

    Terbukti Abu Hurairah seorang yang suka menimbulkan musibah kepada para nabi Allah yang menyakitkan mata dan telinga. Bagaimanapun, para nabi mempunyai tahap kesabaran yang sangat tinggi dan berdada lapang terhadap semua tuduhan yang dilontarkan kepada mereka oleh orang awam.

    Di sini, wasi Nabi yaitu Amir al-Mu’minin ‘Ali (‘a.s) telah berkata dalam salah satu khutbahnya: “ Demi Allah, sekiranya aku dikurniakan kekayaan semua tujuh (7) penjuru alam di bawah langitnya, supaya menyisihkan seekor semut dari satu bahagian barlinya, aku tidak akan melakukannya. Sudah pasti pada pandanganku duniamu ini adalah lebih kecil daripada nilai sehelai daun di mulut seekor belalang yang memakannya. Semua kesenangan akan musnah dan kelazatan juga tidak akan berkekalan.”

    Inilah pandangan ‘Ali yang bukanlah merupakan seorang nabi tetapi hanyalah seorang pengganti Nabi (s.‘a.w) dan saksinya. Tentulah seorang nabi lebih-lebih lagi karena Allah memilihnya sebagai nabi-Nya dan menganugerahi kemuliaan kepada Musa, dapat bercakap dengan-Nya (Allah) secara langsung. Allah dan rasul-Nya terlepas sama sekali dari tuduhan dan tohmahan orang-orang yang jahil.

    Sungguh menghairankan, bagaimana orang yang menyakini hadith ini mempercayai bahwa seorang nabi menghukum seekor semut dengan membakarnya  sedangkan Nabi (s.‘a.w) dengan jelas mengatakan bahwa tidak dibenarkan seseorang pun menyiksa sesuatu dengan hukuman bakar kecuali Allah. Semua bersepakat bahwa makhluk hidup tidak boleh dibunuh dengan dibakar sebagai balasan. Tambahan pula, Abu Dawud telah mengambil suatu riwayat dengan sanad yang sahih berdasarkan syarat-syarat al-Bukhari dan Muslim menerusi Ibn ‘Abbas bahwa Nabi (s.‘a.w) telah melarang membunuh semut, lebah, burung hud-hud dan buruk merak.”

0 komentar:

Posting Komentar