Google info dan internet online

17 Agu 2012

SEPUTAR ILMU MEMANGGIL ARWAH postheadericon

Oleh
Syiakh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz


Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihiwa sallam, keluarganya, shahabatnya serta orang-orang yang mengikuti petunjuknya.

Sungguh telah tersebar ditengah masyarakat, baik masyarakat penulis maupun masyarakat bukan penulis, satu ilmu yang dinamakan ilmu memanggil roh. Mereka mengaku bisa memanggil roh orang-orang mati dengan cara yang ditemukan oleh para tukang sihir. Mereka bertanya kepada para roh kabar tentang nikmat dan siksa yang dialami oleh orang-orang mati serta masalah-masalah lain yang kira-kira arwah dianggap mengetahuinya dalam kehidupan mereka (di alam kubur).

Aku telah banyak meneliti (merenungi) permasalahan ini sehingga jelas bagiku bahwa ilmu memanggil roh adalah ilmu yang batil. Dan ilmu tersebut merupakan permainan syetan yang bertujuan merusak aqidah dan akhlaq, menipu kaum muslimin dan menyeret mereka hingga sampai pada sikap mengaku tahu terhadap perkara ghaib dalam banyak masalah. Oleh sebab itu aku merasa perlu menulis kalimat ringkas ini untuk menjelaskan kebenaran, menasehati ummat serta menyingkap penipuan terhadap manusia.

Maka aku katakan, tidak diragukan lagi bahwa masalah ini sebagaimana masalah-masalah yang lain harus dikembalikan kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Apa saja yang ditetapkan Al-Qur’an dan Sunnah atau salah satunya maka kita harus menetapkannya dan apa saja yang dinafikan (ditiadakan) Al-Qur’an dan Sunnah atau salah satunya maka kitapun harus menafikannya. Sebagaimana firman Allah.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِى اْلأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

"Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". [An-nisa’ 59]

Masalah roh merupakan perkara ghaib yang hakikatnya hanya diketahui Allah saja. Orang tidak boleh sibuk membicarakannya kecuali berdasarkan dalil syar’i. Allah berfirman.

عَالِمَ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا إِلاَّمَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا

"(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya". [Al-Jin 26-27]

قُل لاَّيَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ

"Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", [An-Naml 56]

Para ulama berbeda pendapat dalam memahami maksud roh (arwah) yang terdapat dalam Al Qur'an, surah Al-Isra’ 85.

وَيَسْئَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَآأُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً

"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:"Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

Sebagian ulama mengatakan, bahwa maksudnya adalah roh yang ada pada badan. Berdasarkan pendapat ini maka ayat diatas merupakan dalil bahwa roh termasuk urusan Allah, tidak diketahui oleh manusia sedikitpun kecuali yang diberitahukan oleh Allah. Karena masalah roh merupakan satu di antara sekian banyak masalah yang khusus menjadi rahasia Allah. Dia menutup persoalan ini terhadap makhluk-Nya.

Sementara itu Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih dari Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menunjukkan bahwa roh orang yang sudah meninggal dunia akan tetap hidup setelah kematian jasad. Diantara yang menunjukkan hal tersebut adalah firman Allah.

اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى

"Allah memegang jiwa (roh seseorang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (seseorang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Ia tahan jiwa (roh orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan lagi jiwa (roh) yang lain sampai waktu yang ditentukan" [Az-Zumar 42]

Ada riwayat yang shahih, bahwa pada perang Badar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengurus 24 orang bangkai pemuka Quraisy , mereka dilemparkan kedalam sebuah sumur busuk yang ada di Badar. Manakala beliau sudah mengalahkan kaum (Musyrikin Quraisy), beliau tinggal di tanah Badar yang menjadi lengang selama 3 malam. Setelelah beliau berada di sana pada hari yang ketiga, beliau memerintahkan untuk mempersiapkan binatang tungganngannya, lalu dipasang dan dikuatkanlah pelananya. Kemudian beliau berjalan diiringi oleh para shahabatnya. Para shahabat berkata, “kami tidak melihat beliau beranjak kecuali dengan maksud memenuhi sebagian kebutuhannya. Sampai akhirnya beliau berdiri di sisi bibir sumur, kemudian beliau memanggil bangkai-bangkai pembesar kafir Quraisy (yang terkubur di dalam sumur) tersebut dengan menyebutkan nama-nama mereka dan nama bapak-bapak mereka, “Wahai Fulan bin fulan, Wahai Fulan bin fulan, Bukankah kalian akan senang jika kalian mentaati Allah dan rasulNya? Sesungguhnya kami benar-benar telah mendapatkan apa yang telah dijanjikan oleh Rabb kami. Bukankah kalian juga telah benar-benar mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Rabb kalian.” Umar berkata, “Wahai Rasulullah kenapa anda berbicara dengan jasad-jasad yang tidak memiliki roh ?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, kalian tidak lebih baik pendengarannya terhadap apa yang aku katakan dibanding mereka, hanya saja mereka tidak mampu menjawab” [HR. Bukhari, Kitab al-Maghazi, no.3976. Fathul Bari VII/300-301]

Juga terdapat riwayat yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa mayit bisa mendengar suara sandal (sepatu) orang-orang yang mengantarnya ketika mereka meninggalkan (kuburan)nya.

Imam Al Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Kaum salaf telah bersepakat atas hal ini. Atsar dari mereka sudah mutawatir bahwa mayit mengetahui jika ada orang yang menziarahinya dan merasa bahagia dengan ziarah tersebut”.

Selanjutnya Ibnul Qayyim menukil perkataan Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu dalam menafsirkan firman Allah.

اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى

"Allah memegang jiwa (roh seseorang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (seseorang) yang belum mati di waktu tidurnya ; maka Ia tahan jiwa (roh orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan lagi jiwa (roh) yang lain sampai waktu yang ditentukan". [Az-Zumar 42}

“Telah sampai kepadaku bahwasanya roh orang-orang yang masih hidup dan yang sudah mati bisa bertemu didalam tidur (mimpi-red) kemudian mereka saling bertanya, lalu Allah menahan roh orang yang sudah mati dan mengembalikan roh orang yang masih hidup ke jasadnya.”

Kemudian Ibnul Qayyim berkata, “Sungguh pertemuan antara roh orang-orang yang masih hidup dengan roh orang-orang yang sudah meninggal menunjukkan bahwa orang yang masih hidup bisa melihat orang yang sudah meninggal dalam mimpinya dan menanyainya hingga orang yang sudah mati menceritakan apa yang tidak diketahui oleh yang masih hidup. Atas dasar inilah terkadang berita orang yang hidup (tentang keadaan orang yang sudah mati) bisa pas sesuai dengan kenyataan.”

Demikianlah yang dipegang oleh Salafus Shalih, yaitu roh orang-orang yang sudah mati tetap ada dan bisa mendengar sampai waktu yang dikehendaki Allah. Tetapi tidak benar, kalau roh-roh itu bisa berhubungan dengan orang-orang yang masih hidup selain dalam mimpi.

Begitu pula tidaklah benar pengakuan para tukang sihir tentang kemampuan mereka mendatangkan roh orang-orang mati yang diinginkan, lalu mengajaknya berbicara dan bertanya-tanya (berbagai hal) kepadanya. Ini adalah pengakuan yang batil, tidak ada dalil yang menguatkannya baik dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadits-pent) maupun dalil aqli. Allahlah yang Maha Mengetahui masalah roh. Dialah yang mengatur roh. Dia pulalah yang berkuasa mengembalikan roh tersebut ke jasad manusia kapan saja Ia kehendaki. Hanya Allah yang Maha mengatur kerajaanNya dan ciptaanNya, tidak ada yang bisa menandingiNya.

Sedangkan orang yang beranggapan selain itu (tidak mengakui kekuasaan Allah-pent) maka dia hanya beranggapan tanpa berdasarkan ilmu dan dia berdusta kepada manusia tentang berita-berita roh yang dia sebarkannya. Hal itu mungkin untuk tujuan mendapatkan harta atau untuk menunjukkan kemampuannya yang tidak dimiliki orang lain atau untuk menipu manusia dengan maksud merusak agama dan akidah mereka.

Apa yang diaku-aku oleh para dajjal ini, yaitu memanggil roh-roh sebenarnya adalah roh-roh syetan. Mereka memberikan pelayanan kepada syetan-syetan itu dengan cara menyembahnya dan memenuhi permintaannya. Roh-roh syetan tadi membantu para dajjal ini dengan bantuan yang diminta dengan cara berdusta dan berbuat dosa dalam menjiplak nama orang-orang mati yang dipanggil para dajjal itu. Allah berfirman.

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَافَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَايَفْتَرُونَ . وَلِتَصْغَى إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ بِاْلأَخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَاهُم مُّقْتَرِفُونَ

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syetan) kerjakan". [Al-An’am 112-113]

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَامَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُم مِّنَ الإِنسِ وَقَالَ أَوْلِيَآؤُهُم مِّنَ اْلإِنسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَآ أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلَتْ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَآ إِلاَّ مَاشَآءَ اللهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

"Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman):"Hai golongan jin (syetan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia:"Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari pada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman:"Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui". [Al-An’am : 128]

Para Ulama tafsir menyebutkan, kesenangan jin terhadap manusia ialah karena pengabdian manusia kepada jin, dengan cara memberikan sesajian binatang sembelihan, bernadzar dan meminta-minta kepada jin. Sedangkan kesenangan manusia terhadap jin ialah karena pemenuhan jin terhadap kebutuhan yang diminta manusia, dan juga karena pemberitaan jin kepada manusia tentang beberapa perkara ghaib yang diketahuinya atau yang berhasil ia curi dengar atau yang hanya sekedar kedustaan yang dibuat-buat mengenai banyak persoalan yang rumit. Dan kedustaan inilah yang justeru paling banyak (dilakukan oleh jin).

Sekalipun sekiranya kita memastikan bahwa para tukang sihir itu tidak mendekatkan diri kepada roh (syetan) yang mereka datangkan dengan suatupun dari bentuk peribadatan, tetap saja hal itu tidak menunjukkan halal dan kebolehannya berhubungan dengan para roh syetan tersebut. Karena meminta kepada syetan, peramal, tukang tenung dan ahli nujum dilarang menurut syari’i. Dan mempercayai apa yang mereka beritahukan merupakan larangan yang paling keras dan dosa paling besar bahkan ini merupakan cabang kekufuran, Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً

"Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu bertanya tentang sesuatu, tidak diterima shalatnya selama 40 malam"

Dalam Musnad Imam Ahmad dan kitab-kitab Sunan, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda.

مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ n

"Barangsiapa yang mendatangi tukang tenung dan membenarkan apa yang dia ucapkan maka sesungguhnya dia telah kafir terhadap yang apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam".

Banyak hadits serta atsar (perkataan shahabat-pent) yang semakna dengan ini. Dan tidak diragukan lagi bahwa roh-roh yang –menurut prasangka mereka- bisa mereka panggil, masuk dalam kategori yang dilarang oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebab roh-roh yang dipangggil itu sejenis dengan roh-roh syetan yang menjadi pendamping tukang tenung dan tukang ramal, maka hukumnya sama. Karena itu tidak boleh bertanya (meminta) kepadanya, memanggilnya dan mempercayainya. Semua itu diharamkan dan termasuk kemungkaran. Bahkan semua itu batil berdasarkan hadits-hadits serta atsar-atsar yang telah di dengar di muka dalam masalah ini. Di samping itu juga karena berita yang mereka ambil dari roh-roh ini termasuk perkara ghaib, padahal Allah berfirman.

قُل لاَّيَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ

"Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah". [An-Naml : 65]

Terkadang roh-roh yang mereka panggil ini adalah syetan yang menemani orang mati yang dipanggil rohnya. Lalu syetan ini memberitahukan apa yang ia ketahui tentang mayit ini semasa hidupnya sambil mengaku bahwa dialah arwah sang mayit. Oleh sebab itu tidak boleh mempercayainya, memanggilnya dan menanyainya sebagaimana dalil yang telah disebutkan. Dan apa yang ia panggil itu tidak lain hanyalah syetan dan jin yang membantu mereka sebagai imbalan dari persembahan yang mereka berikan kepada syetan tersebut, berupa peribadatan yang seharusnya tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Dengan cara demikian maka ia (orang yang memanggil arwah) sampai pada batas syirik akbar yang akan mengeluarkan sang pelaku dari Islam.

Lajnah Daimah (Dewan Tetap) Untuk Pembahasan Ilmiah dan Fatwa Saudi Arabia telah mengeluarkan fatwa tentang hipnotis yang merupakan salah satu jenis mendatangkan roh. Teks fatwa itu sebagai berikut:

"Hipnotis merupakan sebentuk praktek perdukunan dengan bantuan jin yang dipasang oleh si penghipnotis pada orang yang di hipnotis. Lalu jin itu berbicara dengan lidah orang yang dihipnotis dan memberinya kemampuan untuk mengerjakan sebagian pekerjaan dengan kekuatan jin yang ada pada dirinya, jika jin itu benar-benar patuh terhadap si penghipnotis, sebagai imbalan dari ibadah penghipnotis kepada jin. Lalu jin itu membuat orang yang dihipnotis mentaati kemauan si penghipnotis. Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang dimaukan oleh sipenghipnotis karena adanya bantuan jin kerpadanya (penghipnotis), jika jin tersebut berbuat jujur kepadanya.

Berdasarkan (uraian-red) itu, maka menggunakan hipnotis dan menjadikannya sebagai cara untuk menunjukkan letak barang yang dicuri atau barang hilang atau untuk mengobati orang sakit atau untuk melakukan pekerjaan apa saja dengan perantara orang yang dihipnotis, hukumnya tidak boleh bahkan termasuk syirik seperti penjelasan yang telah lewat. Di samping itu juga karena termasuk berlindung kepada selain Allah, karena tidak mempergunakan sebab-sebab (usaha-usaha) wajar yang dijadikan sebagai sebab oleh Allah yang diperbolehkan bagi para makhlukNya. [Sampai disini fatwa Lajnah Daimah] [1]

Diantara orang yang membongkar hakikat anggapan bathil ini adalah Dr. Muhammad Muhammad Husain dalam kitabnya Ar-Ruhiyyah al-Haditsah, Haqiqatuha wa Ahdafuha. Dulunya, dia termasuk orang yang tertipu dengan sulap (sihir) ini dalam waktu yang cukup lama kemudian Allah memberikan petunjuk kepadanya menuju kebenaran. Kemudian dia membongkar kebohongan anggapan tersebut setelah dia mendalami ilmu itu dan tidak mendapatkan selain khurafat dan kebohongan, kemudian beliau membongkar kebohongan anggapan tersebut.

Dr Muhammad Muhammad Husein menyebutkan, orang yang memanggil roh menempuh cara yang berbeda-beda. Di antaranya ada yang pemula, mereka menggunakan gelas kecil atau cangkir yang digeser-geser diantara huruf-huruf yang tertulis di meja. Menurut anggapan mereka, jawaban roh yang dipanggil itu tersusun dari kumpulan urut-urutan huruf yang tergeser oleh geseran gelas atau cangkir tersebut. Di antaranya lagi lagi ada yang menggunakan keranjang. mereka menaruh pena dibibir keranjang, pena ini akan menulis jawaban dari soal yang diajukan penanya. Kemudian, di antaranya lagi ada yang bertumpu pada perantara seperti halnya perantara pada ilmu hipnotis.

Dr Muhammad Muhammad Husein menyatakan bahwa ia meragukan kebenaran orang yang mengaku mampu memanggil roh. Kenyataannya, ada orang dibelakang mereka yang mendorong mereka untuk berbuat semacam itu. Buktinya, ada propaganda yang bekerja untuk mereka. Sehingga Koran-koran dan majalah-majalah berlomba-lomba untuk mengikuti berita mereka dan menyebarkan pengakuan-pengakuan (bohong-red) mereka. Padahal sebelumnya media-media tersebut tidak bergairah untuk (memuat-red) berita menyangkut roh dan akhirat dan juga media-media itu tidak pernah menyeru kepada agama atau keimanan kepada Allah walaupun hanya sehari.

Beliau (Mumahammad Muhammad Husain) juga menyatakan bahwa mereka ini sangat antusias untuk menghidupkan dakwah Fir’aun dan dakwah-dakwah jahiliyah lainnya. Dia juga menyebutkan, orang-orang yang mempromotori ide ini merupakan orang yang sebenarnya tidak memiliki kedudukan atau kehormatan lalu mereka mengangkat sendiri kemuliaan dirinya dengan khayalan-khayalan. Orang yang paling terkenal mempromotori bid’ah ini adalah Oliver Lordge yang kehilangan anaknya dalam perang dunia pertama. Demikian juga pendiri lembaga Ruhiyah (menggeluti soal roh) di Mesir ; Ahmad Fahmi Abul Khair yang anaknya meninggal 1937 M setelah melewati masa penantian hadirnya anak tersebut dalam waktu cukup lama.

Dr Muhammad Muhammad Husein menyebutkan bahwa dia pernah melakukan bid’ah ini, dimulai dengan cangkir dan meja akan tetapi dia tidak merasa puas, sampai dengan menggunakan perantara dan dia berusaha melihat apa yang mereka akui sebagai penjelmaan roh atau suara dan mereka ceritakan sebagai bukti pengakuan mereka, namun dia tidak berhasil dan begitu juga yang yang lainnya. Karena memang sebenarnya tidak ada. Itu hanyalah permainan-permainan bohong yang didasarkan pada tipu muslihat tersembunyi yang jitu untuk menghancurkan agama. Sehingga tidak jauh beda dengan cara-cara zionisme internasional.

Ketika Muhammad Muhammad Husein tidak puas dengan pemikiran-pemikiran (ide-ide) yang merusak itu, bahkan ia dapat membongkar kebohongannya, maka ia mengundurkan diri darinya dan bertekad untuk menjelaskan hakikatnya kepada manusia. Ia juga mangatakan bahwa orang-orang menyimpang ini akan senantiasa menipu manusia sampai mereka berhasil mengeluarkan keimanan dari dada mereka dan mengeluarkan akidah yang telah tertanam di dalam jiwa mereka. Untuk selanjutnya mereka akan diseret menuju prasangka-prasangka dan khayalan-khayalan kacau yang membingungkan.

Orang-orang yang mengaku bisa memanggil roh ini tidak mengakui para rasul kecuali hanya sebagai penghubung persoalan roh saja. Sebagaimana perkataan pemimpin mereka, Arthur Findlay dalam bukunya ala haafati al’alam al-atsiiri tentang para nabi, “Mereka (para nabi) adalah perantara yang paling tinggi derajatnya diantara derajat-derajat perantara lainnya. Dan mukjizat para nabi itu tidak lain hanyalah fenomena-fenomena arwah, seperti fenomena-fenomena yang terjadi di tempat pemanggilan arwah.”

Dr Muhammad Muhammad Husein selanjutnya mengatakan, “Jika mereka gagal memanggil roh, mereka akan mengatakan, ‘perantara ini tidak berhasil atau tidak bersungguh-sungguh atau orang yang melihat tidak sepakat atau ada diantara yang hadir masih bimbang atau menentang’. Diantara anggapan mereka yang bathil adalah menganggap Jibril Alaihissallam datang ditempat perkumpulan mereka dan mendo’akannya. Semoga Allah menjelekkan mereka.

Demikianlah maksud dari penjelasan Dr. Muhammad Muhammad Husain.

Dari jawaban kami di muka dan dari penjelasan Lajnah Daimah serta penjelasan Dr. Muhammad Muhammad Husain tentang hipnotis, jelaslah kebohongan para pengaku pemanggil roh tentang (kemampuan) mereka mendatangkan roh orang mati, untuk kemudian ditanyai tentang apa saja yang mereka inginkan. Diketahui pula! bahwa semua ini merupakan perbuatan syetan dan permainan sulap yang bathil, termasuk dalam perbuatan yang dilarang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallamn yaitu termasuk bertanya kepada tukang tenung, tukang ramal, ahli nujum dan orang yang semisal mereka. Dan wajib atas semua yang bertanggung jawab di Negara Islam untuk melarang kebathilan ini, memusnahkannya serta memberikan hukuman terhadap orang yang melakukannya sehingga dia berhenti. Sebagaimana juga wajib atas semua pemimpin redaksi majalah-majalah Islam supaya tidak memuat dan mengotori lembaran-lembaran mereka dengan kebathilan ini. Kalaupun terpaksa untuk memuatnya maka hendaklah sekedar untuk membantah, memberitahukan kebatilannya serta memperingatkan manusia terhadap permainan syetan baik yang berwujud manusia ataupun jin serta memberi peringatan terhadap tipu daya mereka kepada manusia.

Allah Maha berkata benar, Dialah yang menunjukkan jalan kebenaran. Dan hanya kepada Allahlah permohonan diajukan, agar hendaknya Dia memperbaiki kondisi kaum muslimin serta menganugerahkan pemahaman yang baik dalam masalah agama kepada mereka. Juga agar hendaknya Allah melindungi mereka dari tipu daya orang-orang jahat dan tipu daya wali-wali syetan. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas semuanya.

و صلى الله وسلم على نبينا محمد

(Diterjemahkan oleh Abu Zahra’ Marzuki Fauzi. Dari Mukhtarat Min Kitab Majmu’ Fatawa Wa Maqalat Mutanawwi’ah, Syaikh Bin Baz hal. 212 s/d 217. Pernah dimuat di media-media setempat dan media-media Islam tahun 1395H)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun VII/1424H/2003 Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]
_______
Footnote
[1]. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (ketua), Syaikh Abdurrozaq Afifi (wakil), Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Ghudayyan (anggota) dan Syaikh Abdullah bin Sulaiman Al-Mani’ (anggota)

CIRI-CIRI ISA 'ALAIHISSALAM postheadericon

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA


Sebelum kita membicarakan masalah turunnya Isa Ibnu Maryam 'alaihissalam, baiklah kita mengenal sifat-sifat atau identitasnya terlebih dahulu sebagaimana yang disebutkan di dalam nash-nash syar'iyyah.

IDENTITAS ISA 'ALAIHISSALAM
Ciri-ciri beliau menurut beberapa riwayat ialah bertubuh sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, berkulit merah dan berbulu, dadanya bidang, rambutnya lurus seperti orang baru keluar dari pemandian, dan rambutnya itu sampai di bawah ujung telinga (bagian bawah) yang disisir rapi dan memenuhi kedua pundaknya.

Hadits-hadits yang menerangkan ciri-ciri Nabi Isa 'Alaihissalam antara lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

"Artinya : Pada malam ketika saya diisra 'kan soya bertemu Musa, ..." lalu beliau menyebutkan ciri-cirinya, kemudian melanjutkan sabdanya, "Dan saya juga bertemu Isa, perawakannya sedang, kulitnya merah, seperti orang yang baru keluar dari pemandian. " [Shahih Bukhari, Kitab Ahaadiitsil Anbiya', Bab Qaulillah "Wadzkuruu fil Kitaabi Maryam" 6: 476; Shahih Muslim dengan Syarah Nawawi, Bab Al-Isra' bi Rasulillah wa Fardhish-Shalawat 2: 232]

Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Saya melihat Isa, Musa, dan Ibrahim (pada malam isra'). Isa berkulit merah dan berbulu, serta bidang dadanya. " [Shahih Bukhari 6: 477].

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Aku melihat diriku di Hijr dan orang-orang Quraisy bertanya kepadaku... " Lalu beliau melanjutkan, "... Tiba-tiba Isa bin Maryam 'alaihissalam sedang berdiri menunaikan shalat. Orang yang paling mirip dengannya ialah 'Urwah bin Mas 'ud Ats-Tsaqafi. " [Shahih Muslim dengan Syarah Nawawi 2:237-238]

Dan diriwayatkan di dalam Shahihain dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Pada suatu malam aku bermimpi berada di sisi Ka 'bah, lalu saya lihat seorang lelaki berkulit coklat yang sangat bagus, rambutnya sampai di bawah telinganya dan sangat indah serta disisirnya, dan rambut itu meneteskan air. Dia bersandar pada dua orang lelaki atau pada pundak dua orang lelaki, dan dia melakukan thawaf di Baitullah. Lalu saya bertanya, "Siapakah ini?" Kemudian dijawab, "Ini adalah al-Masih Ibnu Maryam. " [Shahih Bukhari 6: 477; Shahih Muslim Bab Dzikril Masih Ibni Maryam 'alaihissalam 2: 233]

Dan dalam riwayat Bukhari dari Ibnu Umar, ia berkata, "Tidak! Demi Allah, Nabi saw tidak mengatakan Isa berkulit merah, tetapi beliau mengatakan. ..." Lalu dia (Ibnu Umar) menyebutkan kelanjutan hadits seperti yang tersebut di atas.

Sedang menurut riwayat Muslim dari Umar Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tiba-tiba ada seorang lelaki berkulit coklat (sawo matang). ..." hingga sabda beliau: "... menyisir rambutnya...." [Shahih Muslim 2: 236].

Riwayat-riwayat tersebut kelihatannya bertentangan satu sama lain. Dalam satu riwayat dikatakan bahwa Isa berkulit merah dan dalam riwayat lain dikatakan berkulit coklat (sawo matang); dan dalam satu riwayat dikatakan rambutnya lurus sedang dalam riwayat lain dikatakan rambutnya keriting. Karena itu riwayat-riwayat tersebut perlu didudukkan perkaranya sebagai berikut:

Bahwa antara riwayat yang mengatakan berkulit merah dan berkulit coklat atau sawo matang tidaklah bertentangan, karena warna coklatnya begitu cemerlang hingga boleh dibilang merah. (Al-Isya'ah: 143). Adapun pengingkaran Ibnu Umar terhadap riwayat yang mengatakan bahwa Isa berkulit merah, maka hal itu bertentangan dengan riwayat dari sahabat-sahabat lain, seperti Abu Hurairah dan Ibnu Abbas yang meriwayatkan bahwa Isa berkulit merah. Sedangkan pertentangan pada riwayat lain dikatakan rambutnya keriting (ja'd), maka hal ini dapat didudukkan bahwa yang lurus itu rambutnya dan yang ja'd (ju'ud) adalah tubuhnya dengan arti dagingnya padat. [Periksa: Fathul-Bari 6: 486]


[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]

SIFAT TURUNNYA ISA 'ALAIHISSALAM postheadericon

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA


Setelah Dajjal muncul dan melakukan perusakan di muka bumi, Allah mengutus Isa 'Alaihissalam untuk turun ke bumi, dan turunnya adalah di menara putih di timur Damsyiq, Syiria. Beliau mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za'faran ; dan beliau taruh kedua telapak tangan beliau di sayap dua orang Malaikat. Bila beliau menundukkan kepala, meneteslah/menurunlah rambutnya, dan bila diangkat kelihatan landai seperti mutiara. Dan tidak ada orang kafir yang mencium nafasnya kecuali akan mati, dan nafasnya itu sejauh pandangan matanya.

Beliau akan turun pada kelompok yang diberi pertolongan oleh Allah yang berperang untuk menegakkan kebenaran dan bersatu-padu menghadapi Dajjal. Turunlah beliau pada waktu sedang diiqamati shalat, lantas beliau shalat di belakang pemimpin kelompok itu.

Ibnu Katsir berkata, "Inilah yang termasyhur mengenai tempat turunnya Isa, yaitu di menara putih bagian timur Damsyiq. Dan dalam beberapa kitab saya baca beliau turun di menara putih sebelah timur masjid Jami' Damsyiq, dan ini rupanya pendapat yang lebih terpelihara. Karena di Damsyiq tidak dikenal ada menara di bagian timur selain di sebelah Masjid Jami' Umawi di Damsyiq sebelah timur. Inilah pendapat yang lebih sesuai karena beliau turun ketika sedang dibacakan iqamat untuk shalat, lalu imam kaum Muslimin berkata kepada beliau, "Wahai Ruh Allah, majulah untuk mengimami shalat." Kemudian beliau menjawab, "Anda saja yang maju menjadi imam, karena iqamat tadi dibacakan untuk Anda." Dan dalam satu riwayat dikatakan bahwa Isa berkata, "Sebagian Anda merupakan amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah untuk umat ini." Shahih Muslim, Kitab Al-Imarn, Bab Bayanu Nuzuli Isa bin Maryam Hakiman bisyari 'ati Nabiyyina Muhammad saw 2: 193-194. [An-Nihayah Fil Fitan wal Malahim 1: 144-145 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini]

Ibnu Katsir menyebutkan bahwa pada zamannya, tahun 741, kaum Muslimin merenovasi bangunan menara dengan batu putih yang biayanya diambilkan dari harta kaum Nashara yang telah membakar menara yang berada di daerah mereka. Hal ini barangkali merupakan petunjuk kenabian yang jelas di mana Allah menakdirkan pembangunan menara ini dengan harta kaum Nashara, agar Isa Ibnu Maryam turun di sana untuk membunuh babi, menghancurkan salib, dan tidak menerima jizyah dari mereka. Terhadap orang Nashara yang mau memeluk Islam diperlakukan dengan baik, dan yang tidak mau memeluk Islam dibunuh, demikian pula dengan orang-orang kafir yang lain. [An-Nihayah 1: 145]

Dalam hadits Nawwas bin Sam'an yang panjang yang membicarakan kemunculan Dajjal dan turunnya Isa 'alaihissalam, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za 'faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lalu Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya di pintu Lodd, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga." [Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrothis Sa 'ah, Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68].


[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]

HADITS-HADITS TENTANG TURUNNYA ISA 'ALAIHIS SALLAM MUTAWATIR postheadericon

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

Telah saya sebutkan di muka beberapa buah hadits tentang akan turunnya kembali Isa 'alaihissalam, dan tidak saya sebutkan kesemuanya karena kuatir akan menimbulkan kesan pembahasannya terlalu panjang. Hadits-hadits ini tersebut di dalam kitab-kitab Shahih, Sunan, Musnad, dan lain-lain kitab hadits, yang semuanya itu menunjukkan dengan jelas akan turunnya kembali Isa pada akhir zaman. Dan tidak ada alasan bagi orang yang menolaknya atau yang mengatakan bahwa hadits-haditsnya itu adalah hadits-hadits Ahad yang tidak dapat dijadikan hujjah; atau masalah turunnya Isa itu tidak termasuk bagian aqidah yang wajib diimani oleh kaum muslimin [1] karena apabila suatu hadits itu telah shah maka wajiblah diimani dan dibenarkan apa yang disabdakan oleh Nabi Ash-Shaadiq Al-Mashduq (yang benar lagi dibenarkan) saw dan kita tidak boleh menolak sabdanya hanya karena haditsnya haditsnya ahad.

Penolakan dengan alasan seperti itu merupakan argumentasi yang sangat lemah, dan telah saya bicarakan dalam pasal tertentu dari pembahasan ini bahwa hadits ahad itu bila shahih riwayatnya maka wajib dibenarkan dan diterima isinya. Kalau kita mengatakan bahwa hadits ahad itu tidak dapat dijadikan hujjah, maka kita harus menolak hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam jumlah yang sangat banyak, dan apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi sia-sia dan tidak punya makna. Nah bagaimana lagi dengan masalah akan turunnya Isa 'alaihissalam ini, padahal para ulama telah menyatakan kemutawatiran hadits-hadits akan turunnya Isa itu. Berikut ini saya bawakan pernyataan beberapa ulama tersebut:

Ibnu Jabir Ath-Thabari, setelah menyebutkan perbedaan pendapat tentang wafat Isa, mengatakan, "Pendapat yang paling shahih menurut pandangan kami ialah pendapat orang yang mengatakan: 'Maknanya ialah: Sesungguhnya Aku (Allah) mengambilmu (Isa) dari bumi mengangkatmu kepada-Ku, mengingat mutawatirnya berita- berita dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda:

"Isa bin Maryam akan turun, lalu membunuh Dajjal."

Kemudian beliau mengemukakan beberapa buah hadits yang berkenaan dengan akan turunnya Isa itu. [Tafsir Ath-Thabari 3: 291]

Ibnu Katsir berkata, "Telah mutawatir hadits-hadits dari Rasulullah saw yang memberitahukan akan turunnya Isa 'alaihissalam sebelum hari kiamat sebagai pemimpin dan hakim yang adil." [Tafsir Ibnu Katsir 7: 223]. Kemudian beliau membawakan lebih dari delapan belas buah hadits tentang akan turunnya Isa itu.

Syekh Shiddiq Hasan berkata, "Hadits-hadits tentang akan turunnya Isa itu banyak sekali. Di antaranya, Imam Syaukani mengemukakan dua puluh sembilan hadits antara shahih, hasan, dan dha'if, yang di antaranya ada yang berhubungan dengan hadits-hadits Dajjal... ada yang berhubungan dengan hadits-hadits Al- Mahdi Al-Mun-tazhar. Di samping itu juga terdapat atsar-atsar dari para sahabat yang memiliki hukum marfu', karena dalam kasus seperti ini tidak ada perkenan untuk berijtihad (maka atsar-atsar sahabat itu sudah barang tentu bersumber dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam-Pent). Kemudian beliau berkata, 'Semua riwayat yang telah kami kemukakan ini mencapai derajat mutawatir, sebagaimana tidak samar bagi orang yang memiliki pengetahuan yang luas.'" [Al-Idzaa'ah: 160]

Al-Ghimari (yaitu Abul Fadhl Abdullah Muhammad Ash-Shiddiq Al-Ghimari) berkata, "Sungguh telah mantap pendapat tentang akan turunnya Isa 'alaihissalam dari para sahabat, tabi'in dan pengikut-pengikut mereka, dari para imam dan para ulama semua madzhab sejak dulu hingga masa kita sekarang ini." ['Aqidah Ahlil-Islam Fii Nuzuuli Isa 'alaihissalam: 12].

Dan pada tempat lain beliau mengatakan, "Jalan periwayatannya ini sudah mutawatir betul-betul sehingga tidak mungkin memungkirinya kecuali orang-orang bodoh, seperti kelompok Qadiyaniyah dan orang-orang yang pandangan hidupnya seperti mereka, sebab hadits-hadits ini diriwayatkan oleh sejumlah orang dari orang hingga tertuang di dalam kitab-kitab sunnah yang sampai kepada kita secara mutawatir, dari generasi ke generasi." [Ibid, halaman 5]

Hadits-hadits ini diriwayatkan dari dua puluh lima orang sahabat lebih, yang diriwayatkan oleh lebih dari tiga puluh orang tabi'in, kemudian diriwayatkan oleh tabi'ut-tabi'un sejumlah lebih dari itu. Begitulah hingga diriwayatkan oleh para imam di dalam kitab-kitab sunnah, di antaranya dalam kitab-kitab musnad seperti Musnad Ath-Thayalisi, Ishaq bin Rahawaih, Ahmad bin Hanbal, Utsman bin Abi Syaibah, Abu Ya'la, Al-Bazzar, dan Ad-Dailami. Diriwayatkan juga oleh penyusun kitab-kitab Shahih seperti Al-Bukhari, Muslim, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Abu 'Awanah, Al-Ismaili, Adh-Dhiya' Al-Muqaddasi, dan lain-lain. Juga diriwayatkan oleh para pengarang kitab Al-Jami', Al-Mushannaf, Sunan, Tafsir bin Ma'tsur, Mu'jam, Al-Ajza', Al-Gharaib, Al-Mu'jizat, Ath-Thabaqat, dan Al-Malahim.

Dan di antara orang yang menghimpun hadits-hadits tentang akan turunnya Isa 'alaihissalam ialah Syekh Muhammad Anwar Syah Al-Kasymiri [2] dalam buku beliau At-Tashrih Bimaa Tawaatara Fii Nuzulil Masiih. Dalam kitab ini beliau mengemukakan lebih dari tujuh puluh hadits.

Pengarang kitab 'Annul Ma 'bud Syarah Sunan Abi Dawud berkata, "Telah mutawatir khabar dari Nabi saw tentang akan turunnya Nabi Isa 'alaihissalam dari langit dengan jasadnya ke bumi ketika telah mendekati kiamat. Dan ini adalah madzhab Ahlis Sunnah." ['Annul Ma'bad 11: 457 oleh Abuth-Thayyib Muhammad Syamsul Haqqil 'Azhim Abadi]

Syekh Ahmad Syakir berkata, "Masalah akan turunnya Isa 'alaihissalam pada akhir zaman merupakan perkara yang tidak diperselisihkan di kalangan kaum muslimin mengingat banyaknya khabar-khabar yang shahih dari Nabi saw mengenai hal ini.... Dan ini merupakan suatu hal yang diketahui secara pasti dari ad-din (agama), yang tidak dianggap beriman orang yang mengingkarinya." [Hasyiyah Tafsir Ath-Thabari 6: 460 dengan takhrij Syekh Ahmad Muhammad Syakir dan tahqiq Mahmud Syakir, terbitan Darul Ma'arif, Mesir]

Dan dalam ta'liqnya terhadap Musnad Ahmad, Syekh Ahmad Syakir berkata, "Kaum modernis dan kaum puritan pada masa kita sekarang ini telah mempermainkan hadits-hadits yang secara jelas menunjukkan akan turunnya Isa bin Maryam 'alaihissalam pada akhir zaman sebelum berakhirnya kehidupan dunia, dengan mentakwilkannya untuk mengingkarinya, dan pada saat yang lain dengan terang-terangan mengingkarinya. Hal ini sebenarnya disebabkan mereka tidak beriman kepada yang ghaib, atau hampir tidak beriman kepada yang ghaib, padahal hadits-haditsnya itu mutawatir maknanya secara keseluruhan, yang diketahui kandungannya dari ad-din secara pasti. Maka tidak ada gunanya pengingkaran dan takwil mereka." [Hasyiyah Musnad Imam Ahmad 12: 257]

Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani berkata, "Ketahuilah bahwa hadits-hadits Dajjal dan turunnya Isa 'alaihissalam adalah mutawatir yang wajib diimani. Dan janganlah Anda terperdaya oleh orang yang menganggap bahwa haditsnya adalah hadits ahad, karena mereka tidak mengerti ilmu ini, dan di antara mereka tidak ada orang yang mengkaji jalan-jalan periwayatannya. Seandainya di antara mereka ada yang melakukan pengkajian ini niscaya dia akan menemukannya sebagai hadits mutawatir, sebagaimana kesaksian para pakar ilmu ini, seperti Al-Hafizh Ibnu Hajar dan lain-lainnya. Sungguh sangat disesalkan sikap sebagian orang yang begitu berani membicarakan masalah yang bukan bidang keahliannya, apalagi ini merupakan masalah din dan aqidah." [Hasyiyah Syarah Aqidah Thahawiyah, halamam 565 dengan takhrij Syekh Muhammad Nashiruddin Al- Albani, seorang ahli hadits dari Syam].

Masalah turunnya Isa 'alaihissalam ini oleh sebagian ulama dicantumkan sebagai aqidah Ahli Sunnah wal Jama'ah, dan dia akan turun untuk membunuh Dajjal keparat, semoga Allah membinasakannya.

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, "Prinsip-prinsip Ahlis Sunnah menurut kami ialah berpegang teguh dengan apa yang dipegangi oleh para sahabat Rasulullah saw, mengikuti dan meneladani mereka, dan meninggalkan bid'ah-bid'ah karena setiap bid'ah itu adalah sesat." Kemudian beliau menyebutkan sejumlah aqidah Ahlis Sunnah, lalu berkata,".... Dan mengimani bahwa Al-Masihad-Dajjal akan muncul ke dunia dan di antara kedua matanya terdapat tulisan 'kafir', mempercayai hadits-hadits yang membicarakannya, serta mengimani bahwa yang demikian itu akan terjadi dan bahwa Isa akan turun untuk membunuhnya di pintu Lodd."[ThdbaqatAl-Hanabilah 1: 241-243 oleh Al-Qadhi Al-Hasan Muhammad bin Abi Ya'la, terbitan Darul Ma'rifah wan-Nasyr, Beirut]

Abul Hasan Al-Asy'ari [3] rahimahullah berkata dalam membicarakan aqidah ahli hadits dan sunnah, ".... Percaya kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, mempercayai apa yang datang dari sisi Allah dan berita-berita yang diriwayatkan oleh orang-orang terpercaya dari Rasulullah saw. Mereka (ahli hadits dan sunnah) tidak menolak sedikit pun dari semua itu. . . . Mereka juga membenarkan akan munculnya Dajjal dan bahwa Isa akan membunuhnya."

Kemudian pada bagian akhir perkataannya, beliau berkata, "Dan kami berpendapat seperti pendapat mereka yang telah kami sebutkan di muka. " [Maqolaatul Is-lamiyyin Wa Ikhtilaful Mushallim 1 : 345-348 dengan tahqiq Syekh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, cetakan kedua, tahun 1389 H, terbitan Maktabah An-Nahdhah Al-Mishriyyah, Kairo]

Al-Qadhi 'lyadh berkata, "Masalah akan turunnya Isa dan tugasnya membunuh Dajjal adalah haq dan shahih menurut ahli sunnah berdasarkan hadits-hadits yang shahih mengenai masalah ini. Dan tidak ada dalil aqli maupun dalil syar'i yang membatalkannya, karena itu wajib ditetapkan demikian. " [Syarah Shahih Muslim 18: 75]

Syekh Ath-Thahawi berkata, "Kami mempercayai tanda-tanda hari kiamat, seperti keluarnya Dajjal dan turunnya Isa bin Maryam 'alaihissalam dari langit. " [Syarah Aqidah Thahawiyyah: 564 dengan tahqiq Al-Albani).
Syaikhul Islam IbnuTaimiyah berkata, "Al-Masih 'alaihissalam wa 'alasaarin nabiyyin, pasti akan turun ke bumi sebagaimana telah disebutkan dalam hadits-hadits shahih. Karena itu beliau berada di langit kedua, karena beliau lebih utama daripada Yusuf, Idris, dan Harun, karena beliau akan turun ke bumi sebelum datangnya hari kiamat, berbeda dengan nabi yang lain. Sedang Adam berada di langit dunia karena ruh anak-anaknya ditunjukkan kepadanya." (Majmu ' Al-Fatawa oleh Ibnu Taimiyah 4: 329]

[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]
_________
Foote Note
[1]. Periksalah kitab AI-Fatawa: 59-82 karya Syekh Mahmud Syaltut, terbitan Darusy Syuruq, cetakan ke 8, tahun 1395 H. Beliau mengingkari pendapat bahwa Isa diangkat dengan badannya, juga mengingkari akan turunnya ke bumi pada akhir zaman, serta menolak hadits-hadits yang berkenaan dengan masalah tersebut seraya mengatakan bahwa hadits-haditsnya adalah hadits ahad dan tidak dapat dijadikan hujjah. Masalah diangkatnya Nabi Isa ke langit, serta masalah apakah pengangkatannya itu dengan tubuhnya atau ruhnya saja adalah merupakan masalah yang diperselisihkan di kalangan ulama, tetapi yang benar bahwa beliau diangkat dengan ruh dan tubuhnya sebagaimana pendapat Jumhur Mufassirin seperti Ath-Thabari, Al-Qurthubi, Ibnu Taimiyah, dan lain-lain. [Vide: Tafsir Ath-Thabari 3: 291; Al-Qurthubi 4: 100; Majmu' Al-Fatawa Ibnu Taimiyah 4: 322-323; dan Tafsir Ibnu Katsir 2: 405]

[2]. Beliau adalah seorang Syekh ahli hadits, Muhammad Anwar Syah al-Kasymiri al-Hindi. Beliau memiliki banyak karangan, antara lain Faidhul Baari 'Alaa Shahiihil Bukhari sebanyak 4 jilid, dan "Al-Urfusy Syadziy 'Alaa Jaami'it Tirmidzi" dan lain-lainnya. Beliau wafat pada tahun 1352 H. Semoga Allah merahmati beliau. Lihat biografi beliau dalam Muqadimah kitab At-Tashrih oleh Syekh Abdul Fattah Abu Ghadah.

[3]. Beliau adalah Imam Al-'Allamah Abul Hasan Ali bin Ismail, dari keturunan Abu Musa Al-Asy'ari, seorang sahabat besar. Beliau diasuh di pangkuan suami ibunya, yaitu Abu Ali Al-Jubba'i, seorang syekh Mu'tazilah pada masanya. Beliau berguru kepadanya dan memeluk madzhabnya selama hanipir 40 tahun, kemudian Allah memberinya hidayah untuk berpindah kepada madzhab Ahlis Sunnah wal Jama'ah. Kemudian beliau menyatakan bahwa beliau mengikuti madzhab Imam Ahmad bin Hanbal. Beliau mempunyai karangan hingga mencapai lima puluh buah judul buku. DR. Fauqiyah H use in Mahmud menyebutkan bahwa beliau memiliki karya sebanyak 100 buah, dan yang termasyhur antara lain adalah Maqaalaatul Islaamiyyiin, Al-Luma', Al-Wajiz, dan lain-lainnya. Dan kitab beliau yang terakhir ialah "Al-Ibbanah 'An Ushuulid Diyaanah. " Beliau wafat pada tahun 324 H.

DALIL-DALIL TENTANG TURUNNYA ISA 'ALAIHISSALAM DARI AS-SUNNAH postheadericon

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA


Dalil-dalil dari Sunnah mengenai akan turunnya kembali Isa alaihissalam banyak sekali jumlahnya dan berderajat mutawatir sebagaimana telah kami sebutkan sebagian di muka, dan di sini akan saya sebutkan sebagian pula, tidak keseluruhan, karena kuatir akan terkesan terlalu panjang. Hadits-hadits tersebut antara lain:

[1]. Asy-Syaikhani (Bukhari dan Muslim) meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia ber-kata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Demi Allah yang diriku tangan-Nya, benar-benar putra Maryam akan turun di tengah-tengah kamu sebagai juru damai yang adil, lalu ia menghancurkan salib, dan harta kekayaan melimpah ruah hingga tidak ada seorangpun yang mau menerima (shadaqah atau zakat) dari orang lain, sehingga pada waktu itu sujud satu kali lebih baik daripada dunia dan isinya. " Kemudian Abu Hurairah berkata, "Bacalah firman Allah ini jika Anda mau:

"Artinya : Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan pada hari kiamat nanti Isa akan menjadi saksi terhadap mereka." [Shahih Bukhari, Kitab Ahaadiitsil Anbia' ,Bab Nuzuli Isa Ibni Maryam 'alahissalam 6: 490-491; Shahih Muslim, Bab Nuzuli Isa Ibni Maryam 'alaihissalam Haakiman 2: 189-191]

Inilah penafsiran Abu Hurairah terhadap ayat ini bahwa yang dimaksud ialah di antara ahli kitab akan ada orang yang beriman kepada Nabi Isa 'alaihissalam sebelum beliau meninggal dunia. Hal ini terjadi ketika beliau turun kembali ke bumi pada akhir zaman sebagaimana telah dijelaskan di muka.

[2]. Asy-Syaikhani juga meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

"Artinya : Bagaimana keadaanmu nanti apabila putra Maryam telah diturunkan di tengah-tengah kamu, sedangkan imam kamu adalah dari antara kamu sendiri?" [Shahih Bukhari 6: 491; Shahih Muslim 2:193]

[3]. Imam Muslim meriwayatkan dari JabirRadhiyallahu 'anhu, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berjuang membela kebenaran dengan memperoleh pertolongan hingga datangnya hari kiamat.... Kemudian akan turun Isa putra Maryam 'alaihissalam, lalu pemimpin mereka berkata (kepada Isa), Silakan Anda shalat mengimami kami! Isa menjawab, Tidak usah, sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai kemunculan dari Allah bagi umat ini." [Shahih Muslim 2: 193-194].

[4]. Telah disebutkan di muka hadits Hudzaifah bin Usaid yang membicarakan tanda-tanda kiamat yang besar yang di dalamnya disebutkan tentang "akan turunnya Isa putra Maryam 'alaihissalam." [Shahih Muslim 18: 27-28].

[5]. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Para Nabi itu adalah bersaudara seayah berlainan ibu, dan Din mereka adalah satu. Dan aku adalah manusia yang paling dekat dengan Isa putra Maryam, karena antara aku dan dia tidak ada nabi lagi. Dan sesungguhnya dia akan turun kembali ke bumi, karena itu jika kamu melihatnya maka kenalilah dia." [Musnad Ahmad 2:406, dan hadits ini adalah shahih. Periksalah catatan pinggir 'Umdatut-Tafsir 4:36 dengan tahqiq Syekh Ahmad Syakir. Bagian permulaan hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari 6: 478, dan diriwayatkan pula oleh Hakim dalam Al-Mustadrak 2: 595. Hakim berkata, "Ini adalah hadits yang shahih isnadnya, hanya saja Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya." Perkataan Hakim ini disetujui oleh Adz-Dzahabi].


[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]

HIKMAH DITURUNKANNYA ISA 'ALAIHISSALAM, BUKAN NABI YANG LAIN postheadericon

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA






Sebagian ulama mencari hikmah diturunkannya Isa 'Alaihissalam pada akhir zaman, bukan nabi yang lain. Menurut mereka terdapat beberapa hikmah, yaitu:

[1]. Untuk menolak anggapan orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa 'alaihissalam. Lalu Allah menjelaskan kebohongan mereka beserta pemimpin mereka si Dajjal, sebagaimana dijelaskan dalam pembicaraan terdahulu. Dan Al-Hafizh Ibnu Hajar menganggap pendapat ini lebih kuat daripada yang lain. [Fathul-Bari 6: 493]

[2]. Isa 'Alaihissalam menjumpai keutamaan umat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam tercantum dalam Injil seperti firman Allah dalam Al-Qur'an:

"Artinya : Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, lalu tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lantas menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya."[Al-Fath: 29].

Maka Isa berdo'a kepada Allah agar dimasukkan ke dalam golongan mereka. Lalu Allah mengabulkan do'anya dan mengekalkan kehidupannya hingga ia akan turun pada akhir zaman sebagai pembaharu terhadap urusan Islam.

Imam Malik rahimahullah berkata, "Telah sampai berita kepadaku bahwa orang-orang Nashrani apabila melihat para sahabat yang menaklukkan Syam, mereka berkata, 'Demi Allah, sesungguhnya mereka lebih baik daripada kaum Hawariyyun menurut berita yang sampai kepada kami.'" (Tafsir Ibnu Katsirl: 343). Ibnu Katsir berkata, "Dalam hal ini mereka benar, karena umat (Islam) ini sangat di hormati di dalam kitab-kitab terdahulu dan dalam berita-berita yang beredar." (Ibid). Imam Adz-Dzahabi telah menulis riwayat hidup Isa 'alahissalam dalam kitab beliau Tajriidu Asmaaish Shahaabah. Beliau berkata, "Isa putra Maryam 'alaihissalam adalah seorang sahabat dan seorang Nabi, karena pernah melihat Nabi saw pada malam isra' dan mengucapkan salam kepadanya. Maka dia adalah sahabat yang paling akhir meninggalnya." [Tajriidu Asmaaish-Shahabah 1: 432]

[3]. Sesungguhnya turunnya Isa 'Alaihissalam dari langit karena ajalnya sudah dekat agar dia dikubur di bumi, sebab tidak ada perkenan bagi makhluk yang diciptakan dari tanah untuk mati di luar bumi. Dan turunnya ini nanti bersesuaian dengan keluarnya Dajjal, lalu beliau membunuhnya.

[4]. Beliau akan turun untuk mendustakan kaum Nashara, maka tampaklah kepalsuan dan kebatilan mereka. Lalu Allah hancurkan semua agama pada masanya kecuali Islam. Lalu ia hancurkan salib, ia bunuh babi, dan ia bebaskan pajak.

[5]. Khususiyyah (keistimewaan) Isa dengan semua ini didasarkan pada sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Aku adalah orang yang paling dekat dengan Isa putra Maryam. Antara aku dan dia tidak diselingi oleh Nabi lain." [Shahih Bukhari 6: 477-478, Kitab Ahadiitsil Anbia', Bab Qauli-Lah "Wadzkur fil Kitaabi Maryam"; Shahih Muslim 15: 119, Kitab Al-Fadhaail, Bab Fadhaail Isa 'alaihissalam]


Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling istimewa dan paling dekat dengan Isa 'Alaihissalam, karena Isa lah yang menyampaikan berita gembira akan datang-nya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sesudahnya, dan menyeru manusia untuk membenarkan dan mengimaninya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an:

"Artinya : Dan menyampaikan kabar gembira akan datangnya seorang Rasul sesudahku yang bernama Ahmad (Muhammad)."[Ash-Shafat : 6] [Vide: Al-Minhaj Fi Syu'abil Imam 1: 424-425 oleh Al-HuMmi; At-Tadzkiroh oleh Al-Qurthubi: 679; Fathul-Bari 6: 493; dan catatan kaki kitab At-Tashrih bimaa Tawaataro Fii Nusuulil Masiih: 94 oleh Syekh Abdul Fattah Abu Ghodah)]

Dan dalam suatu riwayat disebutkan

"Para sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, maukah engkau memberitahukan kepada kami tentang dirimu?' Beliau menjawab, 'Mau, aku adalah realisasi do'a Ibrahim dan kabar gembira yang pernah disampaikan saudaraku Isa. " [R.Ibnu Ishaq dalam As-Siroh. Lihat: Tahdzib Siroh Ibnu Hisyam: 45 oleh Abdus-Salam Harun, terbitan Al-Majma 'ul Ilmi Al- 'Arabi Al-Islami, Beirut, Ibnu Katsir berkata tentang isnadnya, "Ini isnad yang bagus. " Dan beliau mengemukakan beberapa riwayat sebagai syahidnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Tafsir Ibnu Katsir 8: 136; Musnad Imam Ahmad 4: 127, 5: 262]


[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]

AL-MAHDI, NAMANYA SIFAT-SIFATNYA DAN TEMPAT KELUARNYA postheadericon




Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA



AL-MAHDI
Pada akhir zaman akan keluar seorang laki-laki dari golongan Ahlul-Bait (keturunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam) dan Allah mengokohkan Dinnul Islam dengannya pada saat itu. Dia berkuasa selama tujuh tahun. Pada waktu itu dia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kelaliman dan kezhaliman. Pada masanya umat manusia merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya; bumi rnengeluarkan tumbuh-tumbuhan, langit menurunkan hujan, dan memberikan penghasilan (kekayaan) yang tak terhitung banyaknya.

lbnu Katsir rahimahullah berkata, "Pada waktu itu banyak buah-buahan, tanam-tanaman subur, harta melimpah, kekuasaan berjalan dengan baik, agama berdiri tegak, permusuhan sirna. dan kebaikan bersemarak." [An-Nihayah Fil-Fitan wal-Malahim 1:31 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini]

NAMANYA DAN SIFAT-SIFATNYA
Laki-laki ini namanya seperti nama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan nama ayahnya seperti nama ayah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka dia bernama Muhammad atau Ahmad bin Abdullah. Dia berasal dari keturunan Fatimah binti Rasulullah Saw, dari anak cucu Hasan bin Ali Radhiyallahu 'anhu

Ibnu Katsir berkata tentang Al-Mahdi, "Dia bernama Muhammad bin Abdullah Al-Alawi Al-Fathimi al-Hasani radhiyallahu 'anhu." [Ibid, halamann 29].

Dan sifat-sifat tubuhnya antara lain mukanya lebar dan hidungnya mancung.

TEMPAT KELUARNYA
Al-Mahdi akan muncul dari arah (kawasan) timur. Dalam sebuah hadits dari Tsauban Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. " Kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: "Maka jika kamu melihatnya, berbai'atlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah "Al-Mahdi".[1]

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Yang dimaksud dengan perbendaharaan didalam hadits ini ialah perbendaharaan Ka'bah. Akan ada tiga orang putera khalifah (ia berperang di sisinya untuk memperebutkannya hingga datangnya akhir zaman, lalu keluarlah Al-Mahdi yang akan muncul dari negeri Timur, bukan dari dalam bangunan di bawah tanah Samira seperti anggapan orang-orang Rafidhah yang jahil bahwa Al-.Mahdi sekarang berada di sana dan mereka menanti keluarnya pada akhir zaman. Anggapan semacam ini merupakan igauan yang hina dari syetan, karena tidak ada dalil dan keterangannya sama sekali baik dari Al-Qur'an maupun As-Sunnah, dari perkataan atau pemikiran orang sehat maupun dari istihsam."

Selanjutnya beliau mengatakan, "Dan beliau dikukuhkan oleh penduduk masyriq (kawasan timur) yang membantunya, menegakkan kekuasaannya, dan membangun pilar-pilarnya, dan bendera mereka juga berwarna hitam, yaitu warna yang melambangkan sikap merendahkan diri, karena bendera Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga berwarna hitam yang diberi nama Al-'Uqab.... Maksudnya, bahwa Al-Mahdi yang terpuji dan dijanjikan akan muncul pada akhir zaman, kemunculannya adalah dari wilayah timur dan dia dibai'at di sisi Baitullah sebagaimana ditunjuki oleh beberapa hadits. "[2]

[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]
_________
Foote Note
[1]. Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Khurujil Mahdi 2: 1467; Mustadrak Al-Hakim 4: 463-464. Dan dia berkata, "Ini adalah hadits shahih menurut syarat Syaikhain." Perkataan Hakim ini juga disetujui oleh adz-Dzahabi.
Ibnu Katsir berkata. "Ini adalah isnad yang kuat lagi shahih." (An Nihayah fil Fitan 1: 29 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini).

Al-Albani berkata, "Hadits ini shahih maknanya, tanpa perkataan: "Karena dia khalifah Allah Al-Mahdi". Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari jalan Alqamah dari Ibnu Mas'ud secara marfu' seperti riwayat Utsman yang kedua, dan isnadnya hasan, tetapi tanpa perkataan "khalifah" (khalifah / pengganti Allah). Dan tambahan "khalifatullah" ini tidak dimiliki jalan yang shahih serta tidak memiliki syahid (hadits yang senada yang diriwayatkan dari orang lain); karena itu tambahan tersebut adalah munkar. Dan di antara kemungkarannya ialah bahwa di dalam syara' tidak boleh dikatakan ada khalifah Allah, karena kemungkinan orang tersebut berbuat keliru, padahal tidak layak bagi Allah kekurangan dan kelemahan.

Kemudian dikutip dari Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengenai penolakan beliau terhadap orang yang mengatakan bahwa khalifah itu sebagai wakil Allah Ta'ala, karena tidak laik bagi Dia memiliki khalifah (wakil / pengganti), sebab Dia adalah Maha Hidup, Maha Menyaksikan, Maha Melindungi, Berdiri Sendiri, Yang Mengawasi, Maha Pemelihara, Maha Kaya dan tidak membutuhkan alam semesta. Sedang khalifah itu ada karena yang digantikan itu mati atau lenyap, sedangkan Allah Maha Suci dari semua itu." (Vide: Silsilatul Ahaditsih-Dha'ifah wal-Maudhu'ah 1: 119-121, hadits nomor 85).

[2]. An Nihayah fil Fitan wal-Malahim 1: 29-30.
Syekh Abdul Alim Abdul Azhim membicarakan hadits-hadits Al-Mahdi secara panjang lebar dalam thesis beliau untuk memperoleh gelar Magister yang berjudul "Al-Ahaditsul Waridah fil Mahdi fi Mizanil Jarh wat Ta'dil". Dalam thesis ini beliau menyebutkan orang-orang yang meriwayatkan hadits-hadits tersebut beserta perkataan para ulama mengenai isnad masing-masing hadits beserta keputusannya dan kesimpulannya.

Barangsiapa yang ingin mengetahui secara luas dipersilahkan membaca thesis tersebut, karena ia merupakan pembahasan paling luas mengenai hadits-hadits Al-Mahdi sebagaimana dikatakan oleh Syekh Abdul Muhsin Al-'Abbad dalam majalah al-Jami'ah Al- Islamiyyah nomor 45 halaman 323.

Dalam thesis tersebut beliau menyebutkan ada hadits-hadits marfu' dan atsar-atsar sahabat dan lainnya tentang Al-Mahdi ini sebanyak 336 riwayat. Di antaranya terdapat tiga puluh dua hadits dan sebelas atsar yang berkedudukan diantara shahih dan hasan. Yang menyebutkan Al-Mahdi secara eksplisit sebanyak 9 hadits dan 6 atsar, dan sisanya hanya menyebutkan identifikasinya.
Banyak al-Huffazh yang mengesahkan hadits-hadits Al-Mahdi ini, antara lain Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya "Minhajus Sunnah fi Naqdhi Kalamisy Syi'ah wal Qadariyyah" 4: 211, dan al-'Allamah Ibnu Qayyim dalam kitabnya "Al-Manarul Munif fish Shahih wadh-Dhaâ'if" halaman 142 dan seterusnya dengan tahqiq Syekh Abdul Fattah Abu Ghadah, serta dishahkan oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitabnya "An-Nihayah fil-Fitan wal-Malahim" 1 : 24-32 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini. Juga dishahkan oleh ulama- ulama lain sebagaimana akan kami sebutkan.

DENGAN APA ISA 'ALAIHISSALAM MENETAPKAN HUKUM? postheadericon

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA

Isa 'Alaihissalam akan menetapkan hukum dengan stari'at Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan dia termasuk pengikut beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebab Isa turun kembali ke bumi tidak dengan membawa syari'at baru karena Dinul Islam merupakan agama penutup dan berlaku hingga datangnya hari kiamat dengan tiada dimansukh. Maka Isa'Alaihissalam adalah salah seorang hakim (ahli hukum) di antara ahli-ahli hukum umat Islam ini dan sebagai mujaddid terhadap urusan Islam, karena tidak ada nabi lagi sesudah Nabi Muhammad Shalalllahu 'alaihi wa sallam.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah Shalalllahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya ; Bagaimanakah kamu jika Putra Maryam telah turun di tengah-tengah kamu sedang imammu dari kalanganmu sendiri?"

Lalu saya (Al-Walid) bin Muslim, sang perawi hadits) kepada Ibnu Abi Dzi'b: Sesungguhnya Al-Auza'i telah menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Nafi', dari Abu Hurairah tentang lafal "wa imaamukum minkum" (dan imammu dari kalanganmu sendiri. Ibnu Abi Dza'b bertanya, "Tahukah engkau, apa yang mengimami (memimpin)mu dari kalanganmu sendiri ini?" Saya menjawab, "Sebaiknya Anda beritahukan kepada saya." la menjawab, "Yaitu ia memimpin kalian dengan kitab Rabb kalian dan Sunnah Nabi kalian." [Shahih Muslim, Kitabul Imam, Bab Nuzuuli Isa bin Mary am Haakiman 2: 193]

Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shalalllahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berjuang membela kebenaran dengan mendapatkan pertolongan Allah hingga datangnya hari kiamat. Kemudian akan turun Isa Putra Maryam alaihissalam, lalu pemimpin mereka berkata (kepada Isa), Kemarilah, silahkan Anda mengimami kami shalat! Lalu Isa menjawab, 'Tidak, sesungguhnya sebagian Anda adalah pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah kepada umat ini. " [Shahih Muslim 2: 193-194]

Al-Qurthubi berkata, "Suatu kaum berpendapat bahwa dengan turunnya Isa Alaihissalam tidak ada taklif lagi, supaya ia tidak menjadi Rasul bagi manusia pada zaman itu yang menyampaikan perintah dan larangan (wahyu) dari Allah. Dan hal ini (adanya Rasul setelah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam) merupakan hal yang tertolak, berdasarkan firman Allah Ta'ala:

"Artinya : Dan penutup para Nabi. " [Al-Ahzab : 40]

Dan sabda Nabi Shalalllahu 'alaihi wa sallam:

"Artinya ; Tidak ada nabi sesudahku." [Shahih Muslim, Kitabul Fadhail, Bab Fii Asmaaihi saw 75: 104]

Dan sabda beliau lagi:

"Artinya : Dan aku adalah pamungkas (para nabi). " [Sahih Bukhari, Kitab Tafsir, Bab "Ya'tii min ba'dii ismuhuu Ahmad" Surat Ash-Shaf ayat 6, juz 8: 640-641]

Kalau demikian maka tidak boleh disalah fahami bahwa Isa akan turun sebagai Nabi dengan membawa syari'at baru selain syari'at Nabi Muhammad Shalalllahu 'alaihi wa sallam. Tetapi yang benar, kalau ia turun nanti maka ia menjadi pengikut Nabi Muhammad Shalalllahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana diberitahukan oleh beliau Shalalllahu 'alaihi wa sallam kepada Umar, sabdanya:

"Artinya : Kalau seandainya Musa itu masih hidup, niscaya tidak ada kemungkinan lain baginya selain mengikuti aku. " [Musnad Imam Ahmad 3: 387 dengan Catalan pinggir Muntakhabul Kanzi. Ibnu Hajar berkata, "Perawi-perawinya kepercayaan, hanya saja pada diri Mujalid (salah seorang perawinya) terdapat kelemahan. " Periksa Fathul-Bari 13: 334. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abdur Razzaq dalam Al-Mushannaf 10: 313-314 dengan tahqiq Habibur Rahman Al-A'zhami. Dan Mujalid itu adalah Mujalidbin Sa'id bin'Umair Al-Hamdani Al-Kufi, Imam Muslim meriwayat-kan darinya bila disertai yang lain. Dan mengenai Mujalid ini Ibnu Hajar mengatakan, "Dia itu orang yang benar, jujur. " Periksa: Tahdzibut-Tahdzib 10: 39-41]

Sebelum turun kembali ke bumi, di langit Isa sudah mengerti ilmu syari'ah ini untuk dipergunakan menghukum di antara manusia dan untuk diterapkan bagi dirinya sendiri. Maka berkumpullah kaum mukminin padanya pada waktu itu dan memohon kepadanya agar menerapkan hukum syari'at itu pada diri mereka. . . . Hal ini disebabkan mengabaikan hukum itu tidak diperbolehkan, dan lagi keberadaan dunia itu adalah dengan diberlakukannya taklif sampai tidak ada lagi di bumi ini orang yang menyebut lafal Allah. [At-Tadzkiroh: 677-678]

Dan yang menunjukkan masih adanya taklif (tugas syar'i) sesudah turunnya Isa 'alaihissalam ialah pelaksanaan shalatnya bersama kaum muslimin pada waktu itu, berhajinya, dan berjihadnya melawan orang-orang kafir. Masalah shalatnya Isa telah disebutkan dalam hadits terdahulu, demikian pula peperangannya terhadap orang-orang kafir dan para pengikut Dajjal.

Adapun tentang ibadah hajinya, maka diriwayatkan di dalam Shahih Muslim dari Hanzhalah Al-Aslami, ia berkata: Saya mendengar Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu menceritakan dari Nabi Shalalllahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

"Artinya : Demi Allah yang diriku di tangann-Nya, sunngguh purta-putra Maryam akan bertahlil di Fajjur Rauha ' (suatu tempat di antara Makkah dan Madinah yang dilalui Nabi saw dalam perang Badar) dalam melakukan haji atau umrah, atau melakukan syarah Nawawi (haji qiron). " [Shahih Muslim dengan syarah Nawawi, Kitabul Hajji, Bab Jawazit Tamattu' Fil Hajji wal Qiron 8: 234]

Adapun kiatnya menghapus atau membebaskan jizyah (pajak kepala/pajak para orang) dari orang-orang kafir sedangkan hal ini telah disyari'atkan dalam Islam sebelum turunnya Isa 'Alaihissalam, maka ini tidak berarti menasakh hukum jizyah yang nota bene Isa membawa syari'at baru, karena disyari'atkannya pembebasan pajak ini terikat dengan turunnya kembali Isa 'Alaihissalam dengan pemberitahukan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka beliau telah.menjelaskan akan dihapusnya jizyah (pajak) ini dengan sabda beliau kepada kita:

"Artinya : Demi Allah, sesungguhnya putra Maryam akan turun sebagai hakim yang adil, lalu dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan membebaskan jizyah. " [Shahih Muslim, Bab Nuzuuli Isa Haakiman 2: 292]

[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]

DALIL-DALIL AS-SUNNAH YANG MENUNJUKKAN AKAN KEMUNCULANNYA postheadericon

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA


Banyak hadits shahih yang menunjukkan akan munculnya Al-Mahdi ini. Di antaranya ada hadits-hadits yang secara eksplisit menyebutkan Al-Mahdi dan ada pula yang hanya menyebut sifat-sifat atau identifikasinya saja. Di sini akan kami sebutkan beberapa hadits saja yang kami pandang sudah cukup untuk menunjukkan akan munculnya Al-Mahdi pada akhir zaman yang merupakan salah satu tanda sudah dekatnya hari kiamat.

[1]. Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Pada masa akhir umatku akan muncul Al-Mahdi. Pada waktu itu Allah menurunkan banyak hujan, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan banyak harta (penghasilan), banyak ternak, umat menjadi mulia, dan dia hidup selama tujuh atau delapan tahun." [Mustadrak Al-Hakim 4: 557-558, dan ia berkata, "Ini adalah hadits yang shahih isnadnya, tetapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya." Dan Adz-Dzahabi menyetujui pendapat Al-Hakim ini. Al-Albani berkata, "Ini adalah sanad yang shahih yang perawi-perawinya terpecaya". Silsilatul-Ahaditsish-Shalihah 2:336, hadits no. 711. Dan periksa risalah (Thesis) Abdul Alim Ahaditsul Mahdi Fi Mizanil-Jarhi wat-Ta'dil halaman 127-128]

[2]. Juga diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Aku sampaikan kabar gembira kepada kalian dengan datangnya Al-Mahdi yang akan diutus (ke tengah-tengah manusia) ketika manusia sedang dilanda perselisihan dan kegoncangan-kegoncangan, dia akan memenuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi dengan penganiayaan dan kezhaliman. Seluruh penduduk langit dan bumi menyukainya, dan dia akan membagi-bagikan kekayaan secara tepat (merata)." Lalu ada seseorang yang bertanya kepada beliau, "Apakah yang dimaksud dengan shihah (tepat) ?" Beliau menjawab, "Merata di antara manusia." Dan selanjutnya beliau bersabda, "Dan Allah akan memenuhi hati umat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan kekayaan (kepuasan), dan meratakan keadilan kepada mereka seraya memerintahkan seorang penyeru untuk menyerukan: 'Siapakah yang membutuhkan harta? Maka tidak ada seorang pun yang berdiri kecuali satu, lalu Al-Mahdi berkata, "Datanglah kepada bendahara dan katakan kepadanya, 'Sesungguhnya Al-Mahdi menyuruhmu memberi uang. 'Kemudian bendahara berkata, 'Ambillah sedikit'' Sehingga setelah dibawanya ke kamarnya, dia menyesal seraya berkata, 'Saya adalah umat Muhammad yang hatinya paling rakus, atau saya tidak mampu mencapai apa yang mereka capai' Lalu ia mengembalikan uang (harta) tersebut, tetapi ditolak seraya dikatakan kepadanya, 'Kami tidak mengambil kembali apa yang telah kami berikan.' Begitulah kondisinya waktu itu yang berlangsung selama tujuh, delapan, atau sembilan tahun. Kemudian tidak ada kebaikan lagi dalam kehidupan sesudah itu. "
[Musnad Ahmad 3: 37. Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan lainnya secara ringkas, dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan berbagai sanad, juga diriwayatkan oleh Abu Ya'la dengan ringkas dan perawi-perawinya terpecaya. Majma'uz Zawaid 7: 313:314. Dan periksalah "Aqidatu ahlis-Sunnah wal-Atsar fi Al-Mahdi Al-Muntazhar" halaman 177 karya Syekh Abdul Muhsin Al-'Abbad)].

Hadits ini menunjukkan bahwa setelah kematian Al-Mahdi akan muncul keburukan dan muncul fitnah-fitnah yang besar.

[3]. Dari Ali Radhiyallahu 'anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Al-Mahdi itu dari golongan kami, ahli bait. Allah memperbaikinya dalam satu malam. " [Musnad Ahmad 2: 58 hadits nomor 645 dengan tahqiq Ahmad Syakir yang mengatakan. "Isnadnya shahih." Dan Sunan Ibnu Majah 2:1367. Hadits ini juga dishahkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 6: 22 hadits nomor 6611].

Ibnu Katsir berkata, "Allah menerima taubatnya dan memberinya taufiq, memberinya ilham dan bimbingan setelah sebelumnya tidak demikian." [An-Nihayah fil-Fitan wal-Malahim 1: 29) dengan tahqiq DR. Thaha Zaini]'

[4]. Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Al-Mahdi itu dari keturunanku, lebar dahinya dan mancung hidungnya. la memenuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi dengan kezhaliman dan penganiayaan.. la berkuasa selama tujuh tahun."
[Sunan Abu Daud, Kitab Al-Mahdi 11: 375 hadits nomor 4265. Mustadrak Al-Hakim 4: 557 dan dia berkata, "Ini adalah hadits shahih menurut syarat Muslim, tetapi beliau berdua (Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya." Adz-Dzahabi berkata. "lmran, salah seorang perawinya, adalah dha'if dan Muslim tidak meriwayatkan haditsnya." Dan mengenai sanad Abi Daud, Al-Mundziri berkata, "Di dalam sanadnya terdapat Imran Al-Qaththan, yaitu Abul 'Awwam Imran bin Dawur Al-Qaththan Al-Bishri, Al-Bukhari menjadikan haditsnya sebagai syahid. dan dia dianggap kepercayaan oleh Affan bin Muslim dan Yahya bin Sa'id Al-Qaththan memujinya dengan baik. Tetapi dia dilemahkan oleh Yahya bin Ma'in dan Nasa'i." (Aunul Ma'bud 11: 37). Adz-Dzahabi berkata dalam Mizanul I'tidal, "Ahmad berkata, 'Saya berharap dia itu baik haditsnya.' Abu Daud berkata, 'Dha'if.' (mizanul I'tidal 3: 26). Ibnu Hajar berkata mengenai Imran, "Dia itu jujur tetapi tertuduh berfaham Khawarij. " (Taqribut-Tahdzib 2: 83). Dan Ibnul Qayyim mengomentari sanadnya Abu Daud demikian. "Jayyid (bagus). " (Al-Manarul Munif: 144 dengan tahqiq Syeh Abdul Fattah Abu Ghadah). Al-Albani berkata, "Isnadnya hassan. " (Shahih Al-Jami'ush Shaghir 6: 22-23 hadits nomor 6612)].

[5]. Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'anha, ia berkata : saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Al-Mahdi itu keturunanku, dari anak cucu Fatimah". [Sunan Abi Daud : 373; Sunan Ibnu Majah 2: 1368. Al-Albani berkata dalam Shahih Al-Jami'ush Shaghir 6: 22 nomor 6610. "Shahih." Dan periksalah Risalah / Thesis Abdul Alim tentang "Al-Mahdi" halaman 160].

[6]. Dari Jabir Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Isa bin Maryam akan turun, lalu pemimpin mereka, Al-Mahdi, berkata. 'Marilah shalat bersama kami! Isa menjawab, Tidak! Sesungguhnya sebagian mereka menjadi amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain sebagai penghormatan dari Allah kepada umat ini. '"
[Hadits Riwayat Al-Harits bin Abu Usamah dalam musnadnya seperti disebutkan dalam Al-Manarul Munif karya Ibnul Qayyim halaman 147-148, dan diriwayatkan dalam kitab Al-Hawi fi Al-Fatawa karya As-Suyuthi 2: 64. Ibnul Qayyim berkata, "Hadits ini isnadnya jayyid (bagus). " Dan dishahkan oleh Abdul 'Alim dalam Risalahnya tentang Al-Mahdi halaman 144].

[7]. Dari Abi Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah sShallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Dari antara keturunan kami akan ada orang yang Isa Ibnu Maryam melakukan shalat di belakangnya. "
[Riwayat Abu Nu'aim dalam Akhbaril Mahdi sebagaimana dikatakan oleh As-Suyuthi dalam Al-Hawi 2: 64, dan dia memberi tanda dha'if, demikian pula Al-Munawi dalam Faidhul Qadir 6: 17. Al-Albani berkata, Shahih. Periksa: Shahih Al-Jami'ush Shaghir 5: 219 hadits nomor 5796. Abdul 'Alim mengatakan di dalam risalah nya, isnadnya hasan karena syahid-syahidnya." Periksa Risalah/Thesis Abdul 'Alim halaman 241].

[8]. Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Tidaklah dunia akan lenyap sehingga negeri Arab dikuasai oleh seorang laki-laki dari ahli baitku (keluarga rumahku) yang namanya sama dengan namaku" [Musnad Ahmad 5: 199 hadits nomor 3573 dengan tahqiq Ahmad Syakir, dia berkata, 'Isnadnya shahih'. Dan Tirmidzi 6:485, dan dia berkata, "Ini adalah hadist hasan shahih. '' Dan Sunan Abu Daud 11: 371]

Dan dalam riwayat disebutkan dengan lafal:

"Namanya sama dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku. " [Sunan Abi Daud 11: 370. Al-Albani berkata, "Shahih. " (Shahih Al-Jami'ush Shaghir 5: 70-71, hadits nomor 5180). Dan periksa pula Risalah Abdul 'Alim tentang al-Mahdi halaman 202]

[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]

SEBAGIAN HADITS SHAHIH YANG BERHUBUNGAN DENGAN AL-MAHDI postheadericon




Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA






[1]. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Bagaimana keadaanmu jika Ibnu Maryam telah turun kepadamu dan imam kamu dari golonganmu?" [Shahih Bukhari, Kitab Ahaditsil Anbiya', Bab Nuzuli Isa bin Maryam 'alaihissalam 6: 491; Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Nuzuli Isa bin Maryam Hakiman 2: 193]

[2]. Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda:

"Artinya : Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang tampil membela kebenaran hingga datangnya hari kiamat." Kemudian, sabda beliau selanjutnya, "akan turun Isa ibnu Maryam, lalu pemimpin mereka berkata, 'Marilah shalat mengimami kami. ' Lalu Isa menjawab, 'Tidak! Sesungguhnya sebagian kamu adalah pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai kehormatan dari Allah. '" [Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Nuzuli Isa bin Maryam Alaihis sallam. Hakim 2: 193-194].

[3]. Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu, dia berkata: Rasullulah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Pada masa terakhir umatku akan ada khalifah yang membagi-bagikan harta dengan tiada terhitung. " Al-Juzairii - salah seorang perawi hadits ini berkata, “Saya bertanya kepada Abu Nadharah dan Abul 'Ala'. "Apakah Anda berdua berpendapat bahwa orang tersebut adalah Umar Abdul Aziz?” Mereka menjawab,”Tidak.”[Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrathis Sa'ah 18: 38-39. Dan diriwayatkan oleh al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah pada bab Al-Mahdi 15: 86-87 dengan tahqiq Syu'aib Al-Aznaut. Al-Baghawi berkata. "ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim."].

Hadits-hadits yang tersebut dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim ini menunjukan kepada dua hal:

Pertama.
Bahwa ketika Isa Ibnu Maryam 'Alaihis sallam turun dari langit, yang menjadi pemimpin untuk mengurus urusan kaum muslimin adalah salah seorang laki-laki di antara mereka.

Kedua.
Bahwa kehadiran pemimpin mereka untuk shalat mengimami mereka dan permintaannya kepada Isa ketika turun dari langit itu untuk menjadi imam shalat bersama mereka menunjukkan bahwa pemimpin tersebut adalah orang yang shalih dan mendapat serta menerapkan petunjuk Allah. Meskipun dalam hadits-hadits tersebut tidak disebutkan nama Al-Mahdi secara eksplisit melainkan hanya disebutkan sifat-sifatnya sebagai orang shalih yang mengimani kaum Muslimin pada waktu itu, namun banyak hadits dalam kitab-kitab Sunan dan Musnad serta lain-lainnya yang menafsirkan hadits-hadits yang tersebut dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim itu yang menunjukkan bahwa lelaki yang shalih itu bernama Muhammad bin Abdullah dan disebut juga Al-Mahdi, dan sunnah itu saling menafsirkan antara sebagian terhadap sebagian yang lain. Dan di antara hadits yang menunjukkan hal itu ialah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Harits bin Abi Usamah dalam Musnadnya dari Jabir Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Isa bin Maryam akan turun, lalu Amir (pemimpin) mereka, Al-Mahdi, berkata. . . "

Hadits ini menunjukkan bahwa pemimpin yang tersebut dalam Shahih Muslim yang meminta kepada Isa Ibnu Maryam untuk mengimami shalat itu bernama Al-Mahdi.

Syaikh Shidiq Hasan mengemukakan sejumlah besar hadits tentang Al-Mahdi di dalam kitabnya Al-idza 'ah dan menempatkan hadits Jabir yang diriwayatkan Imam Muslim ini di bagian terakhir. Selanjutnya Uqbah berkata, "Di dalam hadits ini tidak terdapat sebutan Al-Mahdi secara eksplisit, tetapi hadits ini dan hadits-hadits lain yang semakna dengannya tak dapat diartikan lain kecuali Al-Mahdi Al-Muntazhor (yang ditunggu kedatangannya) sebagaimana ditunjuki oleh hadits-hadits dan atsar-atsar terdahulu yang banyak jumlahnya." [Aqidah Ahlis Sunnah wa Atsar fil Mahdil Muntazhor. 175-176 oleh Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al-'Abbad, Dosen Al-Jami'ah Al-Islamiyyah Madinah Al-Munawarroh, cetakan pertama tahun 1402 H, terbitan Mathabi'ur Rasyid, Madinah. Dan periksa pula Al-Idza'ah halaman 144]



[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]