19 Mei 2012
Browse » Home »
abu hurairah
» Batu melarikan pakaian Musa dan Musa mengejarnya dari belakang kemudian Bani Isra’il melihat Musa tidak berpakaian
Batu melarikan pakaian Musa dan Musa mengejarnya dari belakang kemudian Bani Isra’il melihat Musa tidak berpakaian
Diposting oleh
cerdas alquran | Pada 18.47
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadith dengan sanadnya sampai kepada Abu Hurairah dengan kata-katanya: “ Bani Isra’il biasanya mandi berbogel dengan masing-masing dapat melihat kema¬huan satu sama lain, sedangkan Nabi Musa biasanya mandi berseor¬angan diri. Mereka kata: Tiada sesuatu yang boleh menghalang Musa dari mandi bersama kami kecuali dia menghidapi penyakit kulit (hernia).”
Abu Hurairah selanjutnya menceritakan: Pada suatu ketika Musa hendak mandi dan meletakkan pakaiannya di atas batu. Batu itu melarikan pakaiannya. Musa mengejarnya sambil menjerit: “ Pa-kaianku, pakaianku! Sehinggalah Bani Isra’il terlihat kemaluan Musa dan berkata: “Demi Allah, Musa tidak berpenyakit. Selepas itu, batu itu berhenti. Musa mengambil pakaiannya dan memukul batu tadi dan demi Allah batu itu menjerit kesakitan enam atau tujuh kali. Disebutkan juga dalam al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa kejadian ini juga dinyatakan dalam ayat al-Qur’an.
Elok diperhatikan dalam hadith ini mengandungi banyak perk¬ara yang tidak dapat diterima akal. Contoh: terlihatnya kemaluan Nabi Musa kepada kaumnya sedangkan kedudukan dan maruahnya begitu rendah khususnya ketika mereka melihat dia berlari dalam keadaan berbogel dan memanggil batu sedangkan batu itu memekakkan telinga darinya, kemudian ia berhenti dan Musa berdiri berdekatannya dalam keadaan berbogel di hadapan kaumnya, lalu memukul batu sedangkan kaumnya memerhatikannya dengan kemaluannya pula berada dalam keadaan terdedah seumpama orang gila.
Kalau sekiranya kejadian ini dianggap benar tentulah ia merupakan suatu fenomena yang datang dari Allah. Bagaimana mungkin Nabi Musa boleh merasa marah kepadanya dan menghukum batu itu karena batu itu dipaksa bergerak. Selanjutnya apakah kesan hukuman itu ke atas batu?
Elok diperhatikan juga bahwa batu yang lari bersama-sama dengan pakaian Musa tidak boleh memperlihatkan Musa mencela dirinya sendiri karena adalah mungkin baginya untuk berada pada tempatnya sehingga batu itu membawa balik pakaiannya atau bebera¬pa rancangan alternatif dibolehkan untuk menutup badannya seperti yang dilakukan oleh manusia yang waras dalam keadaan tersebut.
Perlu dijelaskan di sini bahwa berhubung dengan kejadian itu seperti yang disebutkan dalam ayat al-Qur’an (surah al-Ahzab (33): 69) diriwayatkan dari Amir al-Mu’minin ‘Ali (‘a.s) dan Ibn al-‘Abbas bahwa insiden tersebut berlaku karena tuduhan mereka terhadap Musa dengan pembunuhan Harun seperti yang dikata¬kan oleh al-Jubba’i.
Dikatakan juga bahwa ia mengenai insiden zina di mana Qarun telah menghasut untuk melibatkan Musa dalam pelacuran dengan dirinya tetapi Allah melepaskannya (Musa) dengan membuatkannya (Qarun) mengatakan perkara sebenarnya.
Dikatakan juga bahwa mereka menyakiti Musa dengan menyifat¬kan tipu muslihat, sihir, kepalsuan dan kegilaan kepadanya selepas menyaksikan mu‘jizat yang ditunjukkannya. Seseorang itu tentunya merasa hairan terhadap dua orang ahli hadith, al-Bukhari dan Muslim yang mencatatkan hadith ini dalam bab berkaitan keuta¬maan (fada’il) Musa dan kelebihannya.
Tidak jelas apakah keutamaan-keutamaan yang terserlah dari perbuatan Musa memukul malaikat atau apakah kelebihan yang patut dia perolehi dengan menjadikan orang lain dapat melihat kemaluannya. Apakah besarnya perkara tersebut? Pastilah seseorang nabi seperti Musa mempunyai keutamaan yang unik dapat bercakap dengan Allah dan dengan menjadi rasul pilihan Allah, tentulah mengatasi semua perkara tadi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar