19 Mei 2012
Browse » Home »
abu hurairah
» Kematian Abu Hurairah dan keturunannya yang masih selamat
Kematian Abu Hurairah dan keturunannya yang masih selamat
Diposting oleh
cerdas alquran | Pada 19.25
Kematian Abu Hurairah berlaku di istana dekat Abiq. Dia kemudian dibawa ke kota Madinah di mana anak-anak ‘Uthman bin ‘Affan (Khalifah ketiga) mengusung kerandanya ke maqam al-Baqi‘ sebagai balasan terhadap penghormatannya kepada bapa mereka. Salat jenazahnya dipimpin oleh al-Walid bin ‘Utbah bin Abi Sufyan, gabenor Madinah, karena Marwan dipecat. Al-Walid memimpin salat jenazahnya selepas mendirikan salat ‘Asr bersama-sama orang ramai. Mereka yang hadir terdiri dari Ibn ‘Umar, Abu Sa‘id al-Khudri dan yang lain-lain seperti mereka.
Al-Walid kemudian menulis kepada bapa saudaranya, Mu‘awiyah, seorang khalifah memberitahunya tentang kematian Abu Hurairah dan dia membalas balik: “ Carilah orang-orang yang masih ada dan bayarkanlah mereka 10 000 dinar. Jagalah kaum kerabatnya dan berbuat baiklah dengan mereka, karena dia merupakan salah seorang yang membantu ‘Uthman dan bersama-sama dengannya dalam rumahnya.
Kematiannya berlaku pada tahun 57 atau menurut sumber lain 58 manakala yang lain-lain menyebutkan 59 Hijrah pada usianya 78 tahun.
Di antara kaum kerabatnya yang masih ada yang kami ketahui ialah anaknya, Muharrir bin Abu Hurairah dan anak perempuannya yang dia selalu sebutkan: “ Bapaku tidak membenarkanku memakai emas karena takutkan api neraka.” Diketahui juga bahwa Muharrir mempunyai seorang anak bernama Naim. Dialah yang menceritakan tentang datuknya bahwa dia memiliki tali dengan 1000 biji manik dan dia tidak akan tidur kecuali dia menyebutkan mengenainya.
Diceritakan juga darinya bahwa seseorang bertanya kepada Nabi (s.‘a.w): “ Berilah nasihat kepadaku tentang apa yang patut aku tukarkan?” Nabi (s.‘a.w) berkata: : Kamu patut berurusan dalam urusan pakaian karena ia menggembirakan penjual kain bahwa orang ramai patut berpakaian cantik dan mengikut stail moden.”
Ibn Sa‘d telah menyebutkan Muharrir dalam kitabnya, Tabaqat dan menunjukkan susurgalur keturunannya yang berkait dengan Dus. Dia mati semasa pemerintahan ‘Umar bin ‘Abd al-‘Aziz. Dia sangat sedikit meriwayatkan hadith.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar