19 Mei 2012
Browse » Home »
abu hurairah
» Aspek kualiti hadith Abu Hurairah
Aspek kualiti hadith Abu Hurairah
Diposting oleh
cerdas alquran | Pada 18.39
Dalam kebanyakan hal, gaya bahasa (uslub) yang digunakan dalam hadith riwayat Abu Hurairah tidak boleh diterima naluri yang halus, juga ia tidak selari dengan akal yang waras dan ilmu. Memadailah sekiranya kami membentangkan 40 buah hadith yang diriwayatkan darinya sebagai contoh dengan disertai analisis kami yang kritikal dan terperinci bagi pembaca untuk membuat kesimpulan mereka masing-masing.
• Bentuk (surah) Adam seperti bentuk Allah:
Dicatatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari ‘Abd al-Razzaq dari Ma‘mar dari Hamman ibn Munabbih yang berkata: Inilah yang diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairah dari Nabi (s.‘a.w) yang bersabda:
“ Allah menciptakan Adam seperti bentuk (surah) Allah, dengan panjang badan 60 hasta (27 meter),” Ahmad menambah dari sumber Sa‘id bin al-Musayyab dari Abu Hurairah secara marfu‘ dengan katanya: Abu Hurairah juga menceritakan: “ dengan lebar badannya 7 hasta (3.15 meter).”
Dia juga berkata: Selepas menciptanya Allah berfirman: “ Pergilah dan ucapkanlah salam kepada malaikat yang duduk di sana dan dengarlah bagaimana mereka menyambut salammu, karena itulah salam bagimu dan keturunanmu. Lalu dia pergi dan berkata: “ Assalamu ‘alaikum.” Mereka menjawab: “ Assalamu‘alaikaum wa rahmatu-llah.” Dengan cara ini, mereka menambahkan rahmatu-llah. Oleh itu, setiap orang yang masuk syurga adalah dalam bentuk Adam (‘a.s) dan panjangnya 60 hasta. Selepasnya, mereka menjadi semakin kecil hinggalah sekarang.
Kritikan
Sesungguhnya Allah Maha Suci dari rupa bentuk dan penyeru-paan. Hadith ini kelihatan diambil dari kitab Yahudi yaitu kitab Perjanjian Lama (Old Testament @ al-‘Ahd al-Qadim) yang menyebutkan perkara yang sama dengan perkataan yang sama yaitu “ Allah menciptakan manusia seperti bentuk-Nya sendiri.”
Sungguh dikesali Abu Hurairah mengemukakan ajaran Yahudi dalam agama Islam dengan memasukkan hadith ini. Takwilan yang paling tepat kepada hadith ini adalah kita hendaklah mengembalikan gantinama (damir) “ hu ” dalam perkataan suratu-hu kepada Adam (‘a.s) dan bukannya kepada Allah.
Justeru, ia bermaksud bahwa Allah (s.w.t) menciptakannya di syurga mengikut bentuknya (Adam) (dan bukannya mengikut bentuk Allah), dengan maksud Adam diciptakan sekaligus dalam bentuknya yang sempurna tanpa melalui peringkat-peringkat sperma, segumpal darah, janin tanpa rangka, diikuti janin dengan rangka, kemudian dengan daging, menjadi bayi, kanak-kanak, remaja dan dewasa dengan bentuk panjang dan lebarnya yang sempurna.
Bagaimanapun, takwilan ini tidak tepat karena hadith yang sama diriwayatkan dari Abu Hurairah dengan kata-kata: “ Adam diciptakan seperti al-Rahman (yaitu Allah). Al-Qastalani mengatakan kata gantinama diri (damir) “ hu ” pada perkataan suratu-hu kembali kepada Allah dan bukan kepada Nabi Adam (‘a.s).
Terdapat juga dalam hadith-hadith lain diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Allah diperlihatkan sebagai berfirman kepada Nabi Musa (‘a.s): “ Aku menciptakan mereka (manusia) menurut bentuk-Ku.” Oleh itu, hadith yang menetapkan rupabentuk dan penyerupaan bagi Allah tidak boleh diterima sama sekali.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar