Google info dan internet online

19 Mei 2012

Dua orang bayi yang baru lahir bercakap tentang perkara yang tidak diketahui postheadericon

Diposting oleh cerdas alquran | Pada 19.02

Al-Bukhari  dan Muslim  telah menceritakan dari Abu Hurairah tentang sebuah hadith yang diriwayatkannya:

“ Di kalangan Bani Isra’il, ada seorang bernama Juraih. Suatu ketika dia sedang bersalat ketika ibunya datang dan memanggilnya. Dia berkata: Patutkah aku menyahutinya atau meneruskan salatku? Ibunya kemudian berkata: Ya Tuhan, jangan biarkan dia mati sehinggalah dia melihat wajah perempuan pelacur.” Pada masa itu, Juraih berada di rumah ibadatnya. Seorang wanita menyerahkan dirinya kepadanya tetapi dia tidak memberikan perhatian kepadanya, lalu wanita itu pergi kepada seorang pengembala  dan tidur dengannya. Kemudian wanita itu melahirkan seorang anak dan menyatakan bahwa anak itu adalah anak Juraih. Orang ramai datang kepadanya dan meruntuhkan rumah ibadatnya sambil memalukan dan mencelanya. Justeru, dia lalu mengambil wudu’ dan bersalat, lalu anak itu datang kepadanya. Dia bertanyakannya: Wahai anak, siapakah ayahmu? Anak itu menjawab: Seorang pengembala. Kemudian orang ramai berkata: Marilah kita bina rumah ibadat untuknya dari emas. Dia berkata: Jangan, tetapi memadailah dengan Lumpur.”

    Abu Hurairah meneruskan lagi: Ada seorang wanita yang menyusukan anaknya yang berasal dari kalangan Bani Isra’il. Kebetulan lalu seorang lelaki berdekatan dengannya sambil menunggang dan mempunyai salib. Wanita itu berkata:  Ya Tuhan, jadikanlah anakku sepertinya. Anak tersebut lalu meninggalkan tetek ibunya dan pergi kepada penunggang itu dan berkata: Ya Tuhanku, janganlah jadikan aku sepertinya. Lalu dia kembali menyusu dengan ibunya.

    Abu Hurairah berkata seolah-olah dia sendiri melihat Nabi (s.‘a.w) menghisap jarinya lalu menyambung kembali: Kemudian ibu anak itu melintasi para hamba pembantu sambil berkata: Ya Tuhanku, jangan jadikan anakku seperti ini. Anak itu melepaskan tetek ibunya dan berkata: Kenapa demikian? Dia membalas: Penunggang itu salah seorang penzalim, sementara orang ramai menyalahkan hamba pembantu itu yang dikatakan terlibat mencuti dan berzina tetapi sebenar tidak.

Kritikan

    Juraih atau dua orang anak itu bukanlah terdiri dari nabi. Lantaran itu, sesuatu kejadian luarbiasa tidak boleh berlaku kepada mereka karena kejadian luarbiasa (mu‘jizat) yang menyalahi kebiasaan hanya boleh berlaku sebagai bukti atau tanda-tanda kenabian. Sementara itu, percakapan dua orang anak tentang perkara yang tidak diketahui itu adalah menyalahi kebiasaan seperti yang disebutkan al-Qur’an:

    “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahu

0 komentar:

Posting Komentar