Google info dan internet online

19 Mei 2012

Abu Hurairah ditugaskan menguruskan zakat atau fitrah sebagai amanah sementara syaitan datang mencurinya selama 3 malam postheadericon

Diposting oleh cerdas alquran | Pada 19.03

Al-Bukhari  menerusi para perawi berakhir dengan Abu Hurairah bahwa dia berkata:

“ Nabi (s.‘a.w) menyerahkan amanah kepadaku zakat bulan Ramadan. Seseorang telah datang dan mengambil barang makanan. Aku dapat menangkapnya dan berkata: Demi Allah, aku akan membawamu kepada Nabi (s.‘a.w).” Dia berkata: Aku seorang yang memerlukannya dan oleh karena aku mempunyai tanggungan, keperluanku semakin bertambah.” Lalu, aku melepaskannya pergi. Pagi esoknya, Nabi (s.‘a.w) menanyakanku: Abu Hurairah, apakah yang engkau lakukan terhadap orang yang ditangkap semalam? Aku berkata: Wahai Nabi (s.‘a.w), dia merayu karena keperluan yang mendesak, dan karena mempunyai tanggungan, lalu aku kasihan kepadanya dan membiarkannya pergi.” Nabi (s.‘a.w) berkata: Dia berdusta kepadamu, dan dia pasti datang lagi.” Justeru aku memberikan perhatian kepadanya. Dia datang dan mulai mengambil barang makanan. Aku menangkapnya dan berkata: Demi Allah, aku pasti akan membawamu kepada Nabi (s.‘a.w).” Katanya: Aku amat memerlukannya dan karena aku mempunyai tanggungan, keperluanku amat mendesak. Lalu aku melepaskannya pergi. Keesokan paginya, Nabi (s.‘a.w) bertanya kepadaku: Wahai Abu Hurairah, apakah lelaki yang engkau tangkap semalam lakukan? Aku menjawab: Wahai Nabi (s.‘a.w), dia mengeluh karena keperluannya dan karena mempunyai tanggungan, lalu aku kasihan kepadanya dan membiarkannya pergi. Nabi (s.‘a.w) berkata: Dia berbohong kepadamu dan dia pasti akan datang kembali. Lalu aku memperhatikannya, pada kali ketiga. Dia datang dan mengambil barangan makanan. Aku menangkapnya dan berkata: Aku pasti akan membawamu kepada Nabi (s.‘a.w). Dia mengadu: Engkau biarkanlah aku. Aku akan ajarkanmu apa yang Allah mungkin berikan kebaikan kepadamu. Apabila kamu hendak tidur, kamu hendaklah membaca ayat Kursi. Selama mana kamu berada di katil, Allah akan melindungimu dan syaitan tidak akan mendekatimu sehingga pagi menjelang. Dengan itu, aku melepaskannya pergi. Apabila hari mulai pagi, Nabi (s.‘a.w) berkata kepadaku: Apakah tawananmu semalam lakukan? Aku pun menceritakan semua cerita itu kepadanya. Kemudian baginda berkata: Mahukah kamu tahu siapakah yang bercakap denganmu selama 3 malam itu? Aku berkata: Tidak. Nabi (s.‘a.w) berkata: Ia adalah syaitan.”

Kritikan

Ini adalah hadith palsu yang tiada seorang pun akan memberikan perhatian kepadanya kecuali orang-orang yang bodoh. Di sini Abu Hurairah telah mereka cerita yang melibatkan pembohongan terhadap Nabi (s.‘a.w) karena dengan menunjukkan kasihan belas terhadap pencuri itu, Abu Hurairah telah menerima kata-katanya dan sebaliknya menunjukkan sikap tidak mempercayai Nabi (s.‘a.w)  yang telah memperingkatkannya sebanyak 3 kali bahwa orang itu adalah pendusta.

Kedua: cerita itu benar-benar menunjukkan bahwa Abu Hurairah telah bersumpah dengan nama Allah bahwa dia pasti akan membawa pencuri itu ke hadapan Nabi (s.‘a.w) tetapi dia tidak memenuhi janjinya, sebaliknya mengingkarinya bukan sekali malahan tiga kali. Adakah Abu Hurairah menganggap mengingkari janji itu dibenarkan?

    Terdapat kelemahan ketiga dalam periwayatan ini. Abu Hurairah telah diberikan amanah untuk menjaga zakat Ramadan, bukannya dengan membenarkan ia dicuri. Bagaimana pula dia membiarkan pencuri itu mengambilnya? Sudah pasti, seseorang yang diserahkan amanah untuk menjaga harta itu tidak mempunyai hak untuk membenarkan sesiapa saja mengambilnya, bukan sekali malahan dua dan tiga kali.

    Kita hanya mampu berserah kepada Allah dari mempercayai cerita rekaan ini.

0 komentar:

Posting Komentar